1 Lingkungan. Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. Yang termasuk kedalam lingkungan ini adalah : a. Lingkungan fisik. Lingkungan fisik dapat berupa keadaan tanah (pegunungan, rawa, subur atau tidak subur), keadaan air (bersih, kotor, mudah atau sulit didapat), keadaan cuaca (seperti
Ilustrasi Prilaku dan Partisipasi Politik Perilaku politik dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Yang melakukan kegiatan adalah pemerintah dan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan pada dasarnya dibagi dua, yaitu fungsi-fungsi pemerintahan yang dipegang oleh pemerintah dan fungsi-fungsi politik yang dipegang oleh masyarakat. Pemerintah dan masyarakat merupakan kumpulan manusia. Pada dasarnya manusia yang melakukan kegiatan dibagi dua, yakni warga negara yang memiliki fungsi pemerintahan penjabat pemerintahan, dan warga negara biasa yang tidak memiliki fungsi pemerintahan tetapi memiliki hak untuk mempengaruhi orang yang memiliki fungsi pemerintahan fungsi politik. Namun fungsi pemerintahan maupun fungsi politik biasanya dilaksanakan oleh struktur tersendiri, yaitu suprastruktur politik bagi fungsi-fungsi pemerintahan dan infrastruktur politik bagi fungsi-fungsi politik. Ada dua contoh kajian pendekatan perilaku, yaitu suatu model perilaku politik pada umumnya, dan konsep partisipasi politik. A. Model Perilaku Politik Ada tiga kemungkinan dalam melakukan kajian terhadap perilaku politik yakni, individu aktor politik, agregasi politik, dan tipologi kepribadian politik. Dalam kategori individu aktor politik meliputi aktor politik pemimpin, aktivis politik, dan individu warga Negara biasa. Agregasi adalah individu aktor politik secara kolektif kelompok kepentingan, birokrasi, parpol, lembaga-lembaga pemerintahan, dan bangsa, sedangkan tipologi politik kepribadian politik ialah tipe-tipe kepribadian pemimpin otoriter, machiavelist, dan demokrat. Kajian terhadap perilaku politik dijelaskan dari sudut psikologik di samping pendekatan structural fungsional dan structural konflik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku politik individu aktor politik yang merupakan kombinasi dari ketiga pendekatan tersebut. Yakni ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku politik seorang aktor politik yaitu Lingkungan sosial politik tak langsung sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya, dan media massa.Lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor keluarga, agama, sekolah,dan kelompok pergaulan.Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu. Ada tiga basis fungsional sikap, yaitu kepentingan, penyesuaian diri, eksternalisasi dan pertahanan lingkungan sosial politik langsung berupa situasi, yaitu keadaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan suatu lingkungan sosial politik tak langsung mempengaruhi lingkungan sosial politik langsung yang berupa sosialisasi, internalisasi, dan politisasi. Selain itu, mempengaruhi juga lingkungan social politik langsung berupa situasi. Tidak hanya itu saja, faktor lingkungan sosial politik langsung yang berupa sosialisasi, internalisasi, dan politisasi akan mempengaruhi struktur kepribadian sikap1. 1. Pemimpin Politik Ini merupakan salah satu tipe aktor politik yang memiliki pengaruh dalam proses politik, adalah pemimpin politik dan pemerintahan. Kepemimpinan merupakan bagian dari kekuasaan tapi tidak sebaliknya. Kepemimpinan merupakan suatu hubungan antara pihak yang memiliki pengaruh dan orang yang dipengaruhi, dan juga merupakan kemampuan menggunakan sumber pengaruh secara efektif. Berbeda dengan kekuasaan yang terdiri atas banyak jenis sumber pengaruh, kepemimpinan lebih kepada kemampuan menggunakan persuasi untuk mempengaruhi pengikutnya sedangkan kekuasaan belum tentu menggunakan pengaruh untuk kepentingan bersama antara pemilik kekuasaan dan yang dikuasai. Sebutan politik dalam kepemimpinan politik menunjukkan kepemimpinan berlangsung dalam suprastruktur politik lembaga-lembaga pemerintahan, dan yang berlangsung dalam infrastruktur parpol dan organisasi kemasyarakatan. Kategorisasi kepemimpinan dapat dilakukan atas tiga kriteria, yaitu proses kepemimpinan dan karakter pemimpin, hasil kepemimpinan dan sumber kekuasaan. Tipe kepemimpinan lain dapat pula dikemukakan berdasarkan motif dan keterampilan pemimpin menggunakan kekuasaan, seperti yang di kemukakan oleh Nicco Machiavelli, yaitu pemimpin tipe rubah foxes dan tipe singa lions. Pemimpin tipe rubah ialah pemimpin yang cerdik dan terampil yang menolak penggunaan paksaan dan lebih mengandalkan diri pada manipulasi dan tawar-menawar dalam mencapai tujuan, sedangkan pemimpin tipe singa adalah pemimpin yang memiliki kekuatan dan integritas yang bersedia menggunakan paksaan dalam mengejar tujuan2. Kepemimpinan dibagi dua, yaitu kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformatif. 2. Partisipasi Politik Partisipasi merupakan salah satu aspek penting demokrasi. Sehingga partisipasi politik itu adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, seperti memilih pemimpin negara atau upaya-upaya memengaruhi kebijakan pemerintah3. Partisipasi politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan4. 3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Gerakan ke Arah Partisipasi Politik Menurut Myron Weiner, terdapat lima penyebab timbulnya gerakan ke arah partisipasi lebih luas dalam proses politik yaitu sebagai berikut Modernisasi dalam segala bidang kehidupan yang menyebabkan masyarakat makin banyak menuntut untuk ikut dalam kekuasaan politik. Perubahan-perubahan struktur kelas sosial. Masalah siapa yang berhak berpatisipasi dan pembuatan keputusan politik menjadi penting dan mengakibatkan perubahan dalam pola partisipasi politik. Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi masa modern. Ide demokratisasi partisipasi telah menyebar ke bangsa-bangsa baru sebelum mereka mengembangkan modernisasi dan industralisasi yang cukup matang. Konflik antar kelompok pemimpin politik. Jika timbul konflik antar elite, maka yang dicari dukungan rakyat. Terjadi perjuangan kelas menentang kaum aristokrat yang menarik kaum buruh dan membantu memperluas hak pilih rakyat. KeterlibaTan pemerintah yang meluas dalam urusan sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Meluasnya ruang lingkup aktivitas pemerintah sering merangsang timbulnya tuntutan-tuntutan yang terorganisasi akan kesempatan untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan politik. B. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik Bermacam-macam partisipasi politik yang terjadi di berbagai negara dan berbagai waktu. Kegiatan politik konvensional adalah bentuk partisipasi politik yang normal dalam demokrasi modern. Bentuk nonkonvensional antara lain petisi, kekerasan, dan revolusioner. Bentuk-bentuk dan frekuensi partisipasi politik dapat dipakai sebagai ukuran untuk menilai stabilitas politik, integritas kehidupan politik, dan kepuasan atau ketidakpuasan warga negara. Perbedaan antara bentuk partisipasi politik konvensional dengan bentuk partisipasi politik nonkonvensional adalah sebagai berikut Budaya politik yang partisipatif adalah budaya politik yang demokratik, dalam hal ini, akan mendukung terbentuknya sebuah system politik yang demokratik dan stabil. Budaya politik yang demokratik ini menyangkut ā€œsuatu kumpulan system keyakinan, sikap, norma, persepsi dan sejenisnya, yang menopang terwujudnya partisipasi,ā€kata Almond dan Verba5. 1. Budaya Politik Partisipan Menurut Bronson dkk dalam bukunya Belajar Civic Education dari Amerika, beberapa karakter publik dan privat sebagai perwujudan budaya partisipan sebagai berikut 2. Konvensional Pemberian suara voting, Diskusi politik, Kegiatan kampanye, Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan, Komunikasi individual dengan pejabat politik dan administratif. 3. Nonkonvensional Pengajuan petisi , berdemontrasi, konfrontasi, mogok,tindak kekerasan politik harta benda perusakan, pemboman, pembakaran, tindakan kekerasan politik terhadap manusia penculikan,pembunuhan,perang gerilya, dan revolusi. Menjadi anggota masyarakat yang independen. Memenuhi tanggung jawab personal kewargaan di bidang ekonomi dan politik. Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan setiap dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan bijaksana. Mengembangkan fungsi demokrasi konstitusional secara sehat. 4. Tipologi Partisipasi Politik Partisipasi dibedakan menjadi partisipasi aktif dan pasif. Partisipasi aktif adalah mengajukan usulan mengenai suatu kebijakan umum, mengajukan alternative kebijakan umum yang berlainan dengan kebijakan yang dibuat pemerintah, mengajukan kritik dan perbaikan untuk meluruskan kebijakan, membayar pajak dan memilih pemimpin pemerintahan. Sedangkan partisipasi pasif berupa kegiatan yang menaati pemerintah, menerima, dan melaksanakan saja setiap keputusan pemerintah. Partisipasi politik dapat pula dikategorikan berdasarkan jumlah pelaku, yakni individual dan kolektif. C. Model Partisipasi Politik Partisipasi politik di Negara-negara yang menerapkan system politik demokrasi merupakan hak warga Negara tetapi dalam kenyataan persentase warga Negara yang berpartisipasi berbeda dari satu Negara ke Negara yang lain. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik seseorang adalah kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah sistem politik. Yang dimaksud dengan dengan kesadaran politik ialah kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara. Sedangkan dengan sikap dan kepercayaan kepada pemerintah ialah penilaian seseorang terhadap pemerintah. 1. Perilaku Memilih Ada lima pendekatan yang digunakan dalam memilih yakni, structural, sosiologis, ekologis, psikologis sosial, dan pilihan rasional. 2. Pendekatan Struktural Melihat kegiatan memilih sebagai produk dari konteks struktur yang lebih luas, seperti struktur sosial, sistem partai, sistem pemilu, permasalahan, dan program yang ditonjolkan oleh setiap partai. 3. Pendekatan Sosiologis Cenderung menempatkan kegiatan memilih dalam kaitan dengan konteks sosial. 4. Pendekatan Ekologis Hanya relevan apabi la dalam suatu daerah pemilihan terdapat perbedaan karakteristik pemilih berdasarkan unit teritorial. 5. Pendekatan Psikologi Sosial Sama dengan penjelasan dalam model perilaku sosial. Konsep ini merujuk pada pemilu berupa identifikasi partai atas partai-partai yang ada atau ketarkaitan emosional pemilih terhadap partai tertentu. 6. Pendekatan Pilihan Rasional Melihat kegiatan memilih sebagai produk kalkulasi unting dan rugi. Keempat pendekatan tersebut sama-sama berasumsi bahwa memilih merupakan kegiatan yang otonom, dalam arti tanpa desakan dan paksaan dari pihak lain. Referensi ₁Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik Jakarta Grasindo, 1992, h 132. ā‚‚Ibid, h. 133-139. ā‚ƒJoko Budi Santoso, Modul Kewarganegaraan Solo Hayati, 2006, h 12. ⁓Surbakti, Memahami Ilmu Politik, ⁵Joko Budi Santoso, Modul Kewarganegaraan,
yaknifaktor ynag menentukan berhasil atau tidaknya interaksi tersebut. faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu sebagai berikut: a. Situasi sosial, tingkah laku individu harus dapat menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapi. b. Kekuasaan norma kelompok. Individu yang menaati norma-norma yang ada, dalam setiap Pengertian Lingkungan Sosial – Apa yang dimaksud dengan lingkungan sosial? Apa tujuan lingkungan sosial? Sebutkan faktor-faktor lingkungan sosial! Jelaskan pengertian lingkungan sosial primer dengan lingkungan sosialsekunder Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian lingkungan sosial menurut para ahli, faktor, jenis dan contoh lingkungan sosial secara lengkap. Baca Juga Pengertian Kecerdasan Sosial Pengertian lingkungan sosial adalah tempat dimana masyarakat saling berinteraksi dan melakukan suatu hal bersama baik antar individu maupun lingkungannya. Definisi lingkungan sosial yaitu interaksi yang terjadi antara masyarakat dan lingkungan maupun lingkungan yang terdiri dari makhluk sosial. Dalam lingkungan sosial akan terbentuk suatu sistem pergaulan yang berperan besar dalam membentuk kepribadian seseorang, selanjutnya akan terjadi interaksi antara individu dengan lingkungannya. Barnett dan Casper 200191 Definisi lingkungan sosial, konteks sosial, konteks sosiokultural, atau milieu yaitu suasana fisik atau suasana sosial dimana didalamnya manusia hidup, atau dimana suatu hal terjadi dan berkembang. Lingkungan sosial dapat berupa kebudayaan atau kultur yang diajarkan atau dialami individu atau individu lain maupun institusi yang berinteraksi dengan individu tersebut. Purba 2002 13-14 Pengertian lingkungan sosial adalah wilayah yang menjadi tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial antara berbagai kelompok dan pranatanya dengan simbol dan nilai juga norma yang telah ditetapkan juga berkaitan dengan lingkungan alam dan lingkungan binaan atau lingkungan buatan tata ruang. Baca Juga Pengertian Kemalasan Sosial Purwanto Lingkungan sosial merupakan setiap individu dan lainnya yang saling mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari. Disalam lingkungan tersebut, manusia membentuk kelompok sosial sebagai upaya mempertahankan hidup juga mengembangkan kehidupan. Amsyari Pengartian lingkungan sosial ialah individu atau kelompok yang berada dalam masyarakat, seperti tetangga, teman, juga orang lain yang belum dikenal di lingkungannya maupun masyarakat umum diluar lingkungannya. Stroz Lingkungan sosial juga diartikan sebagai segala kondisi di lingkungan dalam kehidupan dimana ada cara tertentu yang bisa memberikan pengaruh pada tingkah laku individu, termasuk pertumbuhan dan perkembangan proses kehidupan, serta bisa diartikan sebagai persiapan lingkungan bagi generasi penerus. Ciri-Ciri Lingkungan Sosial Berikut ini ciri atau karakteristik lingkungan sosial, diantaranya Mengikutsertakan berbagai pihak dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Masyarakat dapat menikmati hasilnya sehingga kesejahteraan hidup mereka dapat meningkat. Masyarakat mengembangkan hak dan modal sosial dalam memanfaatkan sumber daya dan pengelolaannya. Tingkatan atau Fase Lingkungan Sosial Pembentukan lingkungan sosial seorang individu pertama kali dilakukan dalam lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga, individu diajarkan cara, sikap dan sifat untuk berinteraksi dengan orang lain baik dalam maupun luar keluarga. Baca Juga Pengertian Kemalasan Sosial Selanjutnya, lingkungan sosial individu akan berlanjut ke lingkungan sekolah. Pelajaran bersosialisasi dari keluarga akan dikembangkan ke lingkungan sekolah. Lingkungan sosial sekolah tertinggi berada dibangku perkuliahan. Setelah lingkungan sosial sekolah, seseorang akan memasuki lingkungan kerja. Dalam lingkungan sosial kerja, individu mulai mandiri dan memberikan apresiasi serta ilmunya pada bidang sesuai kemampuannya. Apabila seseorang sudah cukup siap dan dewasa maka ia akan bertemu dengan lingkungan masyarakat. Didalam lingkungan masyarakat, individu akan lebih memahami bagaimana sikap, sifat dan konflik dalam masyarakat yang ditemui saat berada dalam lingkungan keluarga juga sekolah. Faktor Lingkungan Sosial Berikut ini beberapa faktor atau atau komponen lingkungan sosial, diantaranya yaitu Pengelompokan sosial Pengertian pengelompokan sosial adalah penyatuan beragam individu dalam persekutuan sosial yang didasari karena adanya hubungan kekerabatan seperti keluarga marga dan lain sebagainya. Penataan Sosial Penting untuk melakukan penataan sosial untuk mengatur masyarakat agar hidup tertib. Penataan sosial ini bisa berupa aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam kerjasama dan pergaulan setiap anggota masyarakat yang dimana setiap orang harus memiliki kedudukan yang jelas sehingga akan lebih jelas untuk mengetahui suatu kepentingan satu sama lainnya. Pranata Sosial Tak sedikit pranata sosial dikembangkan atas dasar kepentingan penguasaan lingkungan pemukiman yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat yang berkaitan. Ada banyak peraturan yang dijalankan untuk menyingkirkan orang yang bukan anggota kesatuan sosial tersebut. Kebutuhan Sosial Suatu lingkungan sosial dapat terbentuk akibat adanya keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meski sudah diketahui bahwa tak semua kebutuhan individu bisa terpenuhi termasuk juga kebutuhan sosial. Baca Juga Pengertian Realitas Sosial Jenis Lingkungan Sosial Berdasarkan pendapat Ahmadi 2003 201, ada 2 macam lingkungan sosial antara lain Lingkungan Sosial Primer Pengertian lingkungan sosial primer adalah jenis lingkungan sosial yang dimana ada suatu hubungan yang erat antar anggota dimana anggotanya saling mengenal dengan baik satu sama lain. Lingkungan Sosial Sekunder Pengertian lingkungan sosial sekunder adalah jenis lingkungan sosial dengan hubungan antar anggotanya agak longgar dan hanya berorientasi pada kepentingan formal dan kegiatan/aktivitas khusus. Contoh Lingkungan Sosial Contoh lingkungan sosial, diantaranya yaitu Lingkungan Keluarga Lingkungan sosial pertama kali seorang individu dibentuk dalam lingkungan keluarga. Dalam lingkungan ini, individu diberi pengajaran tentang cara, sikap dan sifat untuk berinteraksi dengan orang lain. Lingkungan Sekolah Selanjutnya, lingkungan sosial seorang individu akan berlanjut ke lingkungan sekolah, kemudian ia dapat mengembangkan cara bersosialisasi yang telah diajarkan dalam lingkungan keluarga. Lingkungan sosial sekolah ini hingga tingkat sekolah tertinggi yaitu perkuliahan. Lingkungan Kerja Setelah itu, seorang individu akan masuk ke lingkungan kerja, disini ia mulai belajar mandiri dan mengapresiasikan serta ilmunya pada bidang yang seseuai dengan keahliannya. Lingkungan kerja adalah lingkungan sosial yang nantinya mendekatkan individu dengan lingkungan sosial dengan jangkauan terluas. Lingkungan Masyarakat Dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan juga lingkungan kerja, selanjutnya individu yang sudah cukup siap dan dewasa akan bertemu dengan lingkungan masyarakat. Dimana didalam lingkungan sosial masyarakat, seorang individu akan memahami konflik; sifat dan sikap dalam masyarakat yang tak ditemui di lingkungan sosial lainnya. Baca Juga Pengertian Modal Sosial Demikian artikel pembahasan tentang pengertian lingkungan sosial menurut para ahli, faktor, jenis dan contoh lingkungan sosial secara lengkap. Semoga bermanfaat sangatbesar. Lingkungan sosial mikro Tasdemir, 2014: 188) juga menyebutkan adalah interaksi sosial langsung diantara bahwa kelompok-kelompok perilaku merupakan konsumen, al. (Durmaz pembelian komponen yang dari masyarakat yang perilaku lebih kecil, seperti sebuah keluarga dan dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok referensi.Kelompok Diah Ayu Ratri Putri Aryani Pendidikan dan Literasi Wednesday, 07 Jun 2023, 2356 WIB Sumber Lingkungan merupakan bagian penting untuk pembentukan perilaku anak, karena anak tidak terlepas dari lingkungan sosialnya. Anak sebagai makhluk sosial akan terus berinteraksi dengan lingkungan sosialnya untuk keberlangsungan hidupnya. Kemudian anak akan mengamati dan meniru perilaku-perilaku yang tampak di hadapannya. Nurture adalah faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi individu sejak masih di dalam kandungan sampai meninggal. Namun, pada faktor nurture atau lingkungan. Dimana, lingkungan sangat mendominasi dalam pembentukan perilaku anak, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah yang juga termasuk lingkungan teman sebaya, lingkungan masyarakat dan lingkungan fisik tempat tinggal anak. Ada tiga jenis lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku anak, Diantaranya adalah sebagai berikut 1. Lingkungan Keluarga Keluarga adalah lingkungan yang paling penting yang dapat membentuk watak dan karakter. Keluarga adalah lingkungan pertama, di mana orang melakukan komunikasi dan sosialisasi diri orang lain selain dirinya. meletakkan dasar pengalaman dengan kasih sayang dan sepenuhnya cinta, kebutuhan akan otoritas dan nilai-nilai ketaatan. Orang tua secara tidak langsung menjadi panutan bagi anak untuk ditiru. apa yang dilihat dan dipelajari oleh orang tua, apa yang dirasakan dan dialami anak, termasuk hal-hal yang menyenangkan, menyakitkan, atau membanggakan, yang dirasakan dalam benak anak. Peniruan perilaku anak melibatkan proses yang mempengaruhi mereka, yaitu perhatian dan representasi. Dalam pandangan psikologis, anak menyerap semua pengalaman pribadinya tanpa evaluasidan seleksi yang ketat. semua diterima sebagai sesuatu yang wajar tanpa keraguan. 2. Lingkungan Sekolah Sekolah adalah lingkungan kehidupan sosial kedua anak setelah keluarga. Anak belajar berinteraksi dengan guru dan teman sebaya, keduanya sama-sama mampu mempengaruhi perilaku anak. Guru adalah mediator baik antara anak-anak atau antara anak-anak dan orang tua. Sekolah juga mengembangkan aspek lain seperti pembentukan sikap, kebiasaan, belajar kelompok, dll. Selain itu, perhatian guru dan metode atau model pembelajaran yang digunakan untuk anak-anak Juga menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. rangkaian aktivitas dimana siswa belajar sedangkan mengajar dilakukan oleh guru, yang meyebabkan terjadinya pembentukan sikap atau tingkah laku dalam diri siswa sebagai interaksinya dengan lingkungan belajar yaitu guru, dan sumber belajar. 3. Lingkungan Sosial Masyarakat Lingkungan masyarakat adalah lingkungan terbesar dalam kehidupan individu. Zastrow, mengatakan bahwa lingkungan masyarakat adalah semua individu dan sistem yang saling berinteraksi satu sama lain untuk membentuk pola hubungan. Oleh karena itu lingkungan masyarakat juga berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai etika dan estetika dalam membentuk perilaku anak. Albert Bandura merupakan seorang pakar dalam bidang psikologi yang dikenal melalui teori fenomenalnya tentang Social Model. Menurutnya, perilaku manusia terbentuk dari sebuah proses peniruan yang disebut dengan teknik modeling dari lingkungan sekitarnya. References Asikin, I. Pengembangan Model Pendidikan Karakter Di Lingkungan Keluarga. Huda, N. Penerapan Modelling Teori Albert bandura Pada Mata Pelajaran Fikih Di Mi Umul Qura. Shofiyatuz Zahroh, N. Peran Lingkunagan Sosial Terhadap Pembentukan Karakter Anak Usia Dini di Jogja Green School. Utami, W. D. peran Orang Tua Terhadap Perilaku Meniru Modelling Anak Dalam Konsep Psikologi Perkembangan Di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir. literasi perilaku anak Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Pendidikan dan Literasi Terpopuler Tulisan Terpilih
Lingkungansosial dapat diartikan sebagai interaksi antara masyarakat dan lingkungan ataupun lingkungan yang terdiri dari makhluk sosial. Lingkungan sosial akan membentuk suatu sistem pergaulan yang berperan penting dalam membentuk kepribadian seseorang, lalu terjadi interaksi diantara orang atau masyarakat dengan lingkungannya.
Perilaku politik dan pilihan merupakan sebuah konstruksi sosial, sehingga untuk memahaminya diperlukan dukungan konsep dari berbagai berbagai disiplin ilmu. Dalam menganalisis hal tersebut, maka banyak variabel yang perlu diperhatikan dalam konteks sosial yang sangat dinamis. Mulai dari variabel ekonomi, psikologi sosial, konsep sosiologis geopolitik dan sebagainya Gaffar, 2005. Berbagai disiplin ilmu atau berbagai variabel digunakan secara menyeluruh dan integral. Sebagai manifestasi sikap politik, pilihan politik tidak dapat dipisahkan dari budaya politik yang oleh Almond dan Verba diartikan sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, serta sikap terhadap peranan warga negara didalam sistem itu. Almond menyebutkan bahwa, tiap sistem politik mewujudkan dirinya di dalam pola orientasi-orientasi dan tindakan-tindakan politik tertentu. Dia menyebut pola-pola orientasi-orentasi ini sebagai kebudayaan politik. Seseorang dalam suatu komunitas masyarakat akan dihadapkan oleh nilai dan norma yang diterima sebagai suatu kemestian. Hal inilah yang mempengaruhi pola perilaku seseorang beserta orientasi-orientasi terhadap objek-objek yang ada, dan seperti yang disebutkan oleh Almond, bahwa pola-pola orientasi terhadap objek-objek politik, merupakan wujud dari kebudayaan politik suatu komunitas masyarakat. Dalam suatu masyarakat terdapat suatu nilai-nilai yang dianut sebagai suatu kesatuan pola bertindak, berpikir dan merasakan. Inilah yang disebut sebagai budaya masyarakat secara keseluruhan. Sejumlah elemen kebudayaan dianut dan mempengaruhi perilaku seluruh anggota masyarakat, sementara sejumlah elemen kebudayaan yang lain, meskipun dianggap memiliki salienasi yang tinggi oleh para penganutnya, hanya berlaku di kalangan anggota kelompok yang sangat terbatas, dalam artian inilah para ahli membedakan pengertian kebudayaan dari sub kebudayaan. Dari uraian diatas, dapat di katakan bahwa terdapat suatu nilai yang berlaku secara menyeluruh, tapi terdapat pula nilai yang dianut oleh kelompok masyarakat tertentu, dan itu biasanya tidak berlaku bagi kelompok masyarakat lain Mashod, 1987 . Seperti halnya pendekatan- pendekatan yang diuraikan sebelumnya tentang perilaku memilih, itu bersumber dari penelitian yang diadakan di negara-negara maju, pemilu yang berulang-ulang dan praktek demokrasi yang relatif bersih, memungkinkan teori itu memiliki validitas tinggi untuk memprediksi perilaku pemilih untuk pemilu-pemilu berikutnya. Untuk konteks Indonesia, terdapat perbedaan antara masa orde baru dan pasca orde baru, seperti iklim sosial politik yang berbeda antara kedua masa tersebut. Tapi bukan berarti hasil kajian pada masa sebelumnya sama sekali tidak bisa digunakan, mengingat hasil penelitian pada masa reformasi masih sangat terbatas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku politik munurut Surbakti 199216 adalah 1. Lingkungan sosial poltik taklangsung, seperti sistem politik, ekonomi, sistem kebudayaan media massa. 2. Lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian masyarakat seperti keluarga, agama, sekolah, dan kelompok pergaulan. 3. Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu. 4. Faktor lingkungan sosial politik langsung berupa situasi, yaitu keadaan yang mempengaruhi masyarakat secatra langsung ketika hendak melakukan suatu kegiatan, sepri cuaca, keadaan keluarga, keadaan ruang, kehadiran orang lain, suasana kelompok dan ancaman dengan segala bentuknya. Dari lingkungan sosial politik langsung masyarakat mengalami sosialisasi langsung dan internalisasi nilai dan norma masyarakat, termasuk nilai dan norma kehidupan bernegara dan pengalaman-pengalaman hidup pada umumnya. Dimana faktor lingkungan sosial politik yang berupa sosialisasi internalisasi dan politisasi, selain itu faktor lingkungan sosial politik taklangsung juga mempengaruhi lingkungan sosial politik langsung berupa situasi. Faktor lingkungan sosial berupa sosialisasi, internalisasi dan politisasi akan mempengaruhi struktur kepribadian atau sikap perilaku pemilih. Perilaku politik suatu masyarakat juga bisa dipengaruhi oleh adanya unsur-unsur kekuasaan. Seorang pemimpin sebagai pemilik kekuasaan bisa mempengaruhi, bahakan menciptakan dan menggiring pengikut, menjadi provokator pengikut, sehingga para pengikut dapat mempengaruhi pemimpin yang diinginkan. Sebaliknya seorang pengikut dapat mempengaruhi pemimpin, bisa memberikan bisikan, dan menyuruh untuk memeprtahankan kekuasaan dan bahkan bisa menjatuhkan kekuasaannya Hidayat, 2002 44. Diantara beberapa jenis pengelompokkan sosial, agama merupakan salah satu faktor penting pembentukan perilaku memilih di Indonesia, sejumlah penelitian menunjukkan, agama pemilih memiliki korelasi nyata dengan perilaku memilih Prihatmoko, 2005. Setiap orang yang mengaku beragama, akan mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari kelompok agamanya dan pilihan politiknya biasanya disejalankan dengan agama yang dianutnya. Studi tentang besarnya pengaruh agama, bisa saja menjadi hal yang kurang relevan lagi untuk masa sekarang ini. Tapi beberapa rujukan lain justru memperkuat bahwa agama menjadi variabel penting dalam membentuk perilaku memilih. Selain orientasi agama, terdapat faktor sosial yang perlu mendapat perhatian yaitu usia dan jenis kelamin. Studi-studi tentang faktor usia dan jenis kelamin terhadap perilaku pemilih sangat penting dilakukan, jumlah kaum wanita yang lebih lima puluh persen dari total populasi merupakan proporsi yang menentukan hasil pemilu jika terdapat korelasi erat antara jenis kelamin dan pola pilihan. Berbicara tentang korelasi antara jenis kelamin dengan pola pilihan, Ramlan Surbakti menjelaskan terdapat perbedaan perilaku politik perempuan dari pria baik pada peringkat warga negara maupun pada peringkat elit yang dijelaskan dengan perbedaan belajar mengenai sex roles dan sex role yang pantas dalam bidang politik pada masa kanak-kanak atau masa ini diartikan sebagai sosialisasi politik. Populasi perempuan yang melebihi setengah dari keseluruhan jumlah populasi merupakan suatu kajian yang menarik, apalagi mekanisme yang ada yaitu legitimasi pada hasil pemilihan umum yang mensyaratkan suara mayoritas, menjadikan posisi perempuan ini menjadi hal yang patut untuk diperhatikan. Adanya perbedaan perilaku politik antara laki-laki dan perempuan, seperti yang diungkapkan oleh Ramlan Surbakti, menjadikan faktor sosial ini perlu diperhatikan. Faktor sosial lainnya yang perlu diperhatikan yaitu orientasi kandidat. Pengaruh orientasi kandidat terhadap pola perilaku dan pilihan pollitik tidak tampak pada pemilu-pemilu pada zaman orde baru, dengan sistem pemilu yang memilih partai, umumnya para pemilih tidak memperhatikan kandidat saat melakukan pencoblosan. Sistem yang ada pada masa orde baru, memang tidak menyediakan ruang untuk proses pencoblosan kandidat. Tapi pada masa yang lebih demokratis, maka hal ini dimungkinkan. Perilaku pemilih pada pemilu 1999, walaupun masih sistem pencoblosan lambang partai, dipengaruhi faktor kandidat. Hal ini membuktikan bahwa sistem yang lebih demokratis akan membuka seluas-luasnya ruang kontestasi untuk setiap orang untuk ā€œberkompetisiā€ sesuai dengan aturan yang ada Mufti. 2005. Pada pemilu 2009 dengan sistem pemilihan tanda gambar partai dan nama kandidat, faktor kandidat legislatif akan memberi pengaruh besar terhadap perilaku memilih, terlebih-lebih pada pemilihan presiden dengan sistem pemilihan langsung. Terdapat bangunan kognitif yang digunakan oleh pemilih untuk menilai seseorang yang akan maju sebagai calon atau kandidat, sehingga faktor kandidat sangat berpengaruh terhadap pola pilihan pemilih. Adnan Nursal 200437 menguraikan sejumlah orientasi pemilih dalam ajang pemilihan umum, antara lain 1. Sosial imagery atau citra sosial pengelompokan sosial, menunjukan streotip kandidat atau partai untuk menarik pemilih dengan menciptakan asosiasi antar kandidat atau partai dengan segmen - segmen tertentu dalam masyarakat. Social imagery adalah citra kandidat dalam pikiran pemilih mengenai ā€œberadaā€ didalarn kelompok sosial mana atau tergolong sebagai apa sebuah partai atau kandidat politik. Social imagery dapat terjadi berdasarkan banyak faktor antara lain a. Demografi 1 Usia contoh partai anak muda 2 Gender contoh calon pemimpin dari kelompok hawa 3 Agama contoh partai bercorak Islam, Katolik b. Sosio ekonomi 1 Pekerjaan contoh partai kaum buruh 2 Pendapatan contoh partai wong cilik c. Kultur dan etnik 1 Kultur contoh kandidat adalah seniman, santri 2 Etnik contoh orang Jawa, Sulawesi d. Politis-ideologi contoh partai nasionalis, partai agamis, partai konservatif, partai moderat. 2. Identifikasi partai, bisa menjadi salah satu faktor yang cukup signifikan dalam menentukan pilihan politik sesuai dengan kedekatan terhadap suatu partai yang dihubungkan dengan kandidat. 3. Identifikasi kandidat a. Emosional feelings, dimensi emosional yang terpancar dari sebuah kontestan atau kandidat yang ditunjukan oleh police making yang ditawarkan. b. Kandidat personality, mengaju pada sifat-sifat pribadi yang penting yang dianggap sebagai karakter kandidat. 4. Isu dan kebijakan politik, pengaruh isu dan program bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perilaku pemilih. Semakin tingginya pendidikan pemilih, yang bisa meningkatkan daya kritis, semakin menyebabkan pentingnya peranan isu dan program. 5. Peristiwa-peristiwa tertentu a. Current events, mengacu pada himpunan peristiwa, isu, dan kebijakan yang berkembang menjelang dan selama kampanye. b. Personal events, mengacu pada peristiwa pribadi dan peristiwa yang pernah dialami secara pribadi oleh seorang kandidat. Misalnya, skandal seksual, skandal bisnis, menjadi korban rezim, pernah ikut berjuang dan lain-lain. 6. Epistemic, adalah isu-isu pemilihan yang spesifik dimana dapat memicu keingintahuan pemilih mengenai hal-hal tertentu. Selanjutnya Lipset 2007181 juga mengemukakan, perilaku pemilih akan dipengaruhi oleh struktur sosial seorang individu, seperti kelompok politik dan sistem politik yang melekat pada individu berdasarkan etnis, agama, atau sistem ekonomi regional. Kemudian Upe 2008205 menurut hasil penelitiannya menyimpulkan terdapat enam variabel atau faktor sebagai stimulus politik yang mempengaruhi perilaku pemilih dalam memilih kandidat, antara lain 1. Identifikasi figure Dalam proses Pemilihan Anggota Legislatif disebut juga sebagai pemilihan perorangan, hanya saja proses pencalonan melalui seleksi partai politik yang memiliki persentase kursi legislatif yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bahkan saat ini sudah dimungkinkan pencalonan diluar partai atau lebih dikenal dengan calon independent. Oleh sebab itu, harapan dari momentum ini adalah terpilihnya figur yang berkualitas, sehingga mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik, tentu dengan melihat sosok calon pemimpin yang berkemampuan dan profesional. 2. Identifikasi partai politik yang mengusung Secara sosiologis ada kemungkinan faktor ini dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Dimana pemilih mengaitkan pilihannya dengan kelompok sosialnya, dalam hal ini partai politik. 3. Isu kampanye Kampanye merupakan proses penyampaian program dari masing- masing pasangan calon melalui pesan-pesan politik yang bertujuan untuk mempengaruhi persepsi, sikap dan perilaku pemilih. 4. Faktor juru kampanye Juru kampanye yang dimaksud yakni siapa saja yang aktif menyampaikan program-program pasangan calon, baik pada saat kampanye maupun diluar kampanye. Tentu saja para juru kampanye tersebut memiliki ikatan yang lebih dekat dengan konstituen di sekitar mereka. 5. Pertimbangan insentif hibah politik Fenomena menarik dalam Pemilihan Anggota Legislatif adalah maraknya kapitalisme Pemilihan Anggota Legislatif . Pertama, sebuah partai memiliki kewenangan untuk menuntut kontribusi kepada partai politik yang akan mengusungnya. Kedua, dalam kondisi pemilih yang masih sangat terbatas baik aspek ekonomi maupun politik, bisa dimanfaatkan para pihak kandidat untuk mendapatkan suara, dalam hal ini disebut hibah politik. 6. Faktor kelompok penekan pressure group Ajang Pemilihan Anggota Legislatif merupakan sebuah ajang demokratis, namun juga tidak menuup kemungkinan terjadinya praktek premanisme atau apapun bentuknya yang menekan pemilih untuk memilih kandidat tertentu. Selainitu juga ada tekanan dari kelompok dimana masing- masing individu berada seperti keluarga, pertemanan, lingkungan pekerjaan dan sebagainya.
Hortondan Hunt (1987) mencatat ada dua faktor yang memengaruhi tingkat mobilitas pada masyarakat modern, yaitu faktor struktural dan faktor individu. 1. Faktor Struktur. Faktor struktur ialah faktor yang menentukan jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang harus diisi dan kemudahan untuk memerolehnya.
Dalam materi pengantar ilmu politik, hal yang penting untuk dipelajari adalah mengenai perilaku dan partisipasi politik. Perilaku dan partisipasi politik inilah yang akan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai seorang warga negara, jelas kita tidak akan lepas dari kegiatan kali ini kita akan mempelajari mengenai bagaimana perilaku politik dalam teori serta partisipasi politik yang dapat dilihat dari itu perilaku politik?pengertian perilaku politik dapat dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, yang mendefinisikan ā€œperilakuā€ sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Definisi ini juga dapat menunjukkan adanya nilaibahwa perilaku adalah reaksi terhadap stimulus yang diberikan secara internal psikologis maupun eksternal sosiologis.Artinya, dapat dikatakan bahwa definisi perilaku politik ini adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap aktivitas perpolitik dalam suatu negara. Karakteristik perilaku politik dari suatu masyarakat dapat dilihat dari sejauh mana kadar kekentalan budaya politik pada suatu masyarkat. Artinya, budaya politik itulah yang paling banyak berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam merespon politik. Budaya politik ini pula yang mengikat perilaku saja subjek dalam perilaku politik?Dalam perilaku politik tentunya ada subjek atau pelaku yang melakukan implementasinya. Adapun subjek dalam perilaku politik, meliputi masyarakat dan sebagai subjek politik berfungsi untuk menjalankan fungsi-fungsi politik, melalui infrastruktur politik. Sementara pemerintah sebagai subjek politik berperan dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, melalui suprastruktur yang mempengaruhi perilaku politikPerilaku politik seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku politik, meliputi Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu secara sosial politik tak langsung. Dalam hal ini seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya,dan media sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor, seperti keluarga, agama,sekolah, dan kelompok sosial politik langsung berupa situasi, yaitu keadaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan suatu fungsional sikap, yaitu kepentingan, penyesuaian diri, eksternalisasi dan pertahanan perilaku politikDalam kajian perilaku politik, dapat dilihat adanya dua model perilaku politik secara umum. Adapun model perilaku politik ini berupa individu sebagai aktor politik dan agregasi aktor politik meliputi pemimpin politik, aktivis politik, dan individu warga Negara biasa. Sementara agregasi politik adalah individu aktor politik yang bertindak secara kolektif. Agragasi politik ini meliputi kelompok kepentingan, birokrasi, parpol, lembaga pemerintahan dan perilaku politikSumber perilaku politik yang paling utama adalah budaya politik, yaitu kesepakatan antara pelaku politik tentang apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh ini tidak selalu bersifat terbuka, dalam artian, tidak setiap kesepakatan dalam budaya politik ditegaskan secara juga budaya politik yang sifatnya tertutup tetapi tetap dipahami oleh kelompok masyarakat. Misalnya saja, ketika akan dilangsungkan pemilihan umum, ada budaya politik dalam masyarakat yang sering meminta sumbangan, atau amplop, atau materi lainnya dari para calon, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi sikap itu partisipasi politik?Dalam perilaku politik, dikenal adanya partisipasi politik yang merupakan bentuk keterlibatanmasyarakat terhadap kegiatan politik. Pengertian ā€œpartisipasiā€ sendiri dapat dilihat dari sisi etimologi, yang berasal dari bahasa Latin ā€œparsā€ yang artinya ā€œbagianā€ dan ā€œcapereā€ yang artinya ā€œmengambilā€.Pengertian partisipasi politik sendiri adalah aktivitas warga yang mempengaruhi politik. Secara lebih rinci, partisipasi politik dapat dipahami sebagai aktivitas warga negara yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan partisipasi politik juga disampaikan oleh Prof Miriam Budiarjo, yang secara umum mendefenisikan sebagai kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu melalui kegiatain memilih pemimpin negara dan kegiatan yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kebijakan sini, dapat diartikan bahwa partisipasi politik mengarah pada tindakan mengambil bagian atau menceburkan diri dalam aktivitas politik. Sejarah partisipasi politik sendiri bermula dari jaman Yunani dan berkembang beriringan dengan tradisi pemikiran Barat. Aristoteles adalah salah satu tokoh pelopor kajian konsep partisipasi politik yang telah membahas konteks partisipasi politik dalam kehidupan Aristoteles, ikatan antar manusia merupakan landasan utama dari pembentukan suatu negara sehingga ia percaya bahwa partisipasi politik adalah tumpukan perhatian dariprinsip ā€œkekitaanā€. Masyarakat dalam hal ini berhak untuk turut terlibat dalam berbagai aktivitas terkait pemeliharaan negara dan komunitas, hukum serta penegakan politik ini erat kaitannya dengan kegiatan politik di negara demokrasi. Keterlibatan rakyat dalam perpolitikan dianggap sebagai barometer utama dalam mengukur tingkatan implementasi demokrasi dari suatu negara. Dalam sistem politik demokrasi, masyarakat memiliki hak untuk ikut menentukan siapa wakil mereka untuk duduk dalam jabatan penting partisipasi politik ini relevan untuk setiap sistem politik. Akan tetapi, hal ini paling dibutuhkan dalam sistem politik demokrasi. Ini lantaran dalam demokrasi, diasumsikan bahwa semakin sedikit rakyat yang terlibat atau mengambil bagian dalam keputusan, berarti semakin sedikit pula demokrasi yang dijalankan. Sebaliknya, semakin banyak partisipasi yang ada dalam keputusan, semakin banyak demokrasi di demikian, tingkat dan cakupan partisipasi politik ini merupakan kriteria yang penting,bahkan mungkin menentukan, dalam menilai kualitas demokrasi yang ada pada penyebab gerakan ke arah partisipasi politikAda beberapa faktor yang mempengaruhi gerakan masyarakat sehingga bersedia aktif terlibat dalam melakukan partisipasi politik, serta mempengaruhi karakter partisipasi politik masyarakat. Yakni Modernisasi dalam segala bidang kehidupan yang menyebabkan masyarakat makin banyak menuntut untuk ikut dalam kekuasaan - perubahan struktur kaum intelektual dan komunikasi masa antar kelompok pemimpin pemerintah yang meluas dalam urusan sosial, ekonomi, dan partisipasi politikPartisipasi politik dalam masyarakat dapat dibagi dalam beberapa bentuk, meliputi Partisipasi aktif merupakan kegiatan warga negara yang senantiasa menampilkan perilaku tanggap responsif terhadap berbagai tahapan kebijakan Militan-Radikal kegiatan warga negara yang senantiasa menampilkan perilaku tanggap responsif terhadap kebijakan pemerintah, namun cenderung mengutamakan cara-cara non-konvensional,termasuk menggunakan cara-cara Pasif kegiatan warga negara yang menerima atau menaati begitu saja segala kebijakan pemerintah. Jadi,partisipasi pasif cenderung tidak mempersoalkan apapun kebijakan publik yang dibuat oleh Apatis kegiatan warga negara yang tak mau tahu dengan apapun kebijakan publik yang dibuat pemerintah. Umumnya warga masyarakat bertindak demikian karena merasa kecewa dengan pemerintah dansistem politik yang Individual kegiatan warga negara biasa yang mempengaruhi pemerintah yang dilakukan oleh orang - Kolektif kegiatan warga negara biasa untuk mempengaruhi pemerintah yang dilakukan oleh sejumlah orang ataubanyak Langsung kegiatan warga negara biasa untuk mempengaruhi pemerintah, yang dilakukan sendiri tanpa perantaraan pihak Tak Langsung kegiatan warga negara untuk mempengaruhi pemerintah, yang dilakukan dengan perantaraan Material kegiatan warga negara untuk mempengaruhi pemerintah, dengan cara memberikan sumbangan Non-Material kegiatan warga negara untuk mempengaruhi pemerintah dengan cara memberikan sumbangan non-materiContoh partisipasi politikPara politisi dan sarjana telah menekankan karakter unik demokrasi dengan menekankan peran warga biasa dalam urusan politik. Daftar kegiatan partisipatif ini kini telah menjadi hampir tak terbatas dan mencakup tindakan yang luas dalam intinya, setiap warga negara memiliki hak dan berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik, guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang - undang dasar dan perundangan hukum yang contoh perilaku politik ini dapat meliputi Memberikan suara dalam pemilu untuk memilih wakil rakyat / pemimpin,Terlibat dalam kampanye,melakukan demonstrasi,melakukan pemboikotan,menghadiri rapat umum partai,memposting blog,menjadi sukarelawan,bergabung dengan massa,menandatangani petisi,membeli perdagangan produk yang dianggap adil,Membentuk dan bergabung dalam organisasi kemasyarakatan,Melakukan diskusi publik,Melakukan komunikasi pribadi dengan aktivis politik atau pejabat pemerintah,Pembangkangan sipil,Mengikuti partai politik atau parpol,Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas,Berhak menjadi pimpinan politik,Referensi 1. Agustino, Leo danMuhammad Agus Yusoff. 2012. PartisipasiPolitik dan Perilaku Pemilih Sebuah Refleksi Teoritikal. Jakarta JurnalPolitik, Jurnal Kajian Politik dan Masalah Pembangunan No 16/ 2012, ISSN Deth, Jan W. What is Political Participation?.Department of Political Sociology, University of Mannheim, diakses dari Riantoby, Alwan Ola. Perilaku Politik TerhadapPartisipasi Politik. Diakses dari Andika Drajat MBacaan lainSistem Pemilu Sejarah Kemunculan dan Macam Sistem Pemilu di DuniaPengertian Hak Asasi Manusia, Deklarasi Universal HAM dan Hak Asasi AnakLegitimasi dalam Pemerintahan Politik mempengaruhitingkat pendapatan yang akan diperoleh bagi pedagang atau pelaku usaha lain nantinya.1 Pembangunan pariwisata memiliki peran signifikan dalam pembangunan aspek ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, politik dan keamanan. Kepariwisataan merupakan sesuatu yang bersifat kompleks, meliputi pergerakan manusia, barang,
Table of Contents Definisi lingkungan politik Dampak lingkungan politik terhadap bisnis dan contoh-contohnya Bagaimana bisnis meminimalkan ancaman dari lingkungan politik Lingkungan politik political environment dapat berubah secara dramatis. Misalnya, pada 2018, Presiden Donald Trump melakukan perang dagang dengan Cina. Dia menetapkan tarif dan hambatan perdagangan lainnya pada produk China. Dia berpandangan bahwa praktik perdagangan tidak adil oleh Tiongkok bertanggung jawab atas peningkatan defisit perdagangan AS, pencurian kekayaan intelektual, dan transfer teknologi Amerika secara paksa. Lingkungan politik mengacu pada faktor-faktor di luar perusahaan, yang berkaitan dengan pemerintah atau urusan publik suatu negara, yang memengaruhi perusahaan. Pemerintah, di sini, memiliki arti luas. Itu dapat merujuk kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pemerintah, lembaga pemerintah independen seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam beberapa kasus, lembaga transnasional seperti Organisasi Perdagangan Dunia, IMF, dan Bank Dunia juga termasuk dalam kategori ini. Dalam arti yang lebih luas, istilah ini juga mencakup berbagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk meluncurkan kebijakan dan peraturan. Dampak lingkungan politik terhadap bisnis dan contoh-contohnya Perubahan iklim politik dapat membawa risiko yang signifikan. Mereka dapat membahayakan strategi perusahaan. Perang, kekacauan politik, dan korupsi adalah contohnya. Beberapa yang lain juga memiliki efek menguntungkan seperti privatisasi dan penegakan hukum yang ketat. Berikut ini saya buat daftar variabel penting dari lingkungan politik Peraturan dan kebijakanBirokrasiStabilitas sistem politik, termasuk perubahan kepemimpinanKomitmen untuk menegakkan aturan, seperti kepemilikan atau hak kontraktualKorupsiKebebasan persPrivatisasi atau nasionalisasiDeregulasi Pemerintah memiliki minat dalam kegiatan ekonomi. Mereka meluncurkan peraturan dan kebijakan untuk mencapai tujuan seperti Pertumbuhan ekonomi yang kuatInflasi rendah dan stabilLapangan kerja penuhNeraca pembayaran seimbangDistribusi pendapatan Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, pemerintah menegakkan dan menciptakan kerangka kerja di mana bisnis dapat dilakukan. Mereka menyediakan infrastruktur, baik fisik dan non-fisik seperti transportasi dan fasilitas publik, fasilitas pendidikan, program kesejahteraan, dan penegakan hukum. Mereka juga mengambil beberapa kebijakan dan peraturan yang mengatur bisnis. Perubahan kebijakan dan peraturan memiliki paparan signifikan terhadap bisnis. Sebagai contoh Aturan anti monopoli atau persaingan mengatur perusahaan bisnis dan mempromosikan persaingan untuk kepentingan perburuhan mengatur hubungan pekerja-pengusaha. Mereka dapat terdiri dari upah minimum, praktik diskriminatif, persyaratan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, dan perlindungan data yang mengatur pengelolaan informasi lingkungan mencakup aspek hukum tentang bagaimana bisnis harus beroperasi ramah pajak tarif dan insentif pajak mengatur pungutan wajib terhadap perorangan atau entitas oleh perdagangan seperti tarif, kuota impor, dan prosedur administrasi yang terkait dengan kekayaan intelektual mengatur perlindungan hak cipta, paten, dan perlindungan kekayaan intelektual subsidi, baik bisnis maupun perorangan, seperti subsidi ekspor dan subsidi tata kelola perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara transparan dan etis untuk mempromosikan praktik bisnis yang etis. Bagaimana bisnis meminimalkan ancaman dari lingkungan politik Dalam beberapa kasus, perusahaan mengembangkan strategi politik untuk mengurangi risiko dan menciptakan peluang. Beberapa perusahaan besar mungkin memiliki pelobi mereka sendiri, atau mereka melakukannya melalui asosiasi dagang. Mereka memainkan permainan politik dan mencurahkan sumber daya yang sangat besar untuk politik untuk mempengaruhi keputusan pemerintah yang penting bagi bisnis mereka. Mereka beroperasi secara pribadi, melalui negosiasi yang tenang dengan para politisi. Bisnis juga dapat terlibat dalam lobi tidak langsung. Mereka mengumpulkan karyawan mereka sendiri, pemangku kepentingan, atau masyarakat umum untuk menyuarakan isu-isu strategis kepada para pembuat kebijakan. Dalam membangun opini, bisnis dapat mengelola melalui kampanye media atau bahkan demonstrasi.
Teoriklasik H. L. Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan secara berturut-turut, yaitu: 1) gaya hidup (life style); 2) lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya); 3) pelayanan kesehatan; dan 4) faktor genetik (keturunan). Keempat determinan tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem, tradisi, konvensi dan hukum tertentu yang sama. Kehidupan masyarakat pada umumnya tidak terlepas dari kondisi sosial. Kondisi sosial dapat dilihat dari cara berkomunikasi dan berinteraksi dalam masyarakat tersebut. Dimanapun dan kapanpun, manusia senantiasa selalu melakukan dan memerlukan kerja sama dengan orang lain. Manusia memerlukan lingkungan sosial yang serasi dan sejahtera untuk kelangsungan hidup. Lingkungan hidup yang serasi tidak hanya dibutuhkan oleh seseorang saja, tetapi juga oleh seluruh anggota masyarakat dalam lingkungan sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan secara pribadi maupun kebutuhan sosialnya. Dalyono 2005, h. 133 menjelaskan bahwa kondisi sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. Hal ini berarti lingkungan sosial dapat berpengaruh ke segala aspek, misalnya pendidikan dan ekonomi. Kondisi sosial dapat mempengaruhi seseorang melalui dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Secara langsung yaitu seperti dalam pergaulan sehari-hari baik dari keluarga, teman maupun dalam pekerjaan. Sedangkan secara tidak langsung yaitu melalui media massa baik cetak, audio maupun audio-visual. Kondisi sosial memiliki lima indikator, yaitu umur dan kelamin, pekerjaan, prestise, keluarga atau kelompok rumah tangga, dan keanggotaan dalam kelompok kemasyarakatan Basrowi & Juariyah, 2010. Semua masyarakat di dunia baik yang sederhana maupun kompleks, pola interaksi atau pergaulan hidup antara individu menunjukkan adanya perbedaan kedudukan dan derajat dalam membedakan status pada masyarakat yang kecil biasanya sangat sederhana, karena jumlah warganya yang relatif sedikit, tetapi yang dianggap tinggi statusnya juga tidak begitu banyak analisis sosial adalah salah satu metodologi yang digunakan dan dikembangkan untuk mengetahui dan mendalami realitas atau kondisi sosial. Hal ini berarti analisis sosial memiliki tujuan untuk mencari tahu atau mengumpulkan berbagai informasi terkait kondisi dan realitas dalam lingkugan sosial atau Di Indonesia, kondisi sosial yang menjadi perhatian utama khususnya pada masa pandemi COVID-19, yaitu kondisi sosial ekonomi. Kondisi sosial ekonomi merupakan keadaan yang berhubungan dengan masyarakat yang ditinjau dari segi sosial dan ekonomi. Keadaan tersebut meliputi kebutuhan masyarakat dan cara pemenuhan kebutuhannya. Dalam upaya memenuhi kebutuhan, masyarakat pastinya bekerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk masyarakat atau pekerja yang berpendidikan tinggi, tidak jarang berpenghasilan atau berpendapatan tinggi. Namun, untuk masyarakat atau pekerja yang pendidikannya rendah, akan sulit untuk memperoleh pekerjaan yang berpenghasilan tinggi. Pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia memunculkan berbagai persoalan negatif dan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat, misalnya kehilangan pekerjaan dan bisnis-bisnis yang harus ditutup atau dihentikan, dan juga pendapatan yang semakin berkurang. Padahal kita tahu bahawasannya pada masa pandemi COVID-19 banyak sekali kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan mencari tahu mengenai hal ini, secara tidak langsung kita telah melakukan analisis sosial. Dimana kita mencari tahu kondisi sosial dari suatu daerah atau kelompok penjelasan diatas, ada beberapa manfaat melakukan analisis sosial Memperoleh Informasi Terkait Kondisi atau Situasi Suatu Lingkungan Sosial. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
GejalaSosial. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam menjalankan hidupnya, mereka selalu membutuhkan sesamanya entah hanya untuk sekedar bersosialisasi ataupun membantu satu sama lain. Singkatnya, manusia harus berdampingan dengan lainnya agar dapat melangsungkan kehidupan. Hal ini tentunya dapat
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tidak terlepas dari lingkungan sosial. Lingkungan sosial bisa dikatakan sebagai aspek penting yang mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap individu atau kelompok dalam suatu definisi masyarakat untuk senantiasa dapat berperilaku maupun bertindak serta memungkinkan perubahan-perubahan dari perilaku setiap individu. Lingkungan sosial yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam, antara lain meiputi lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya dan lingkungan tetangga. Dalam hal ini keluarga merupakan lingkungan sosial yang utama dan pertama dari seorang individu yang dijumpai sejak lahir. Lingkungan SosialPengertian Lingkungan SosialPengertian Lingkungan Sosial Menurut Para AhliStrozAmsyariPurwantoCiri Lingkungan SosialJenis Lingkungan SosialLingkungan sosial primerLingkungan sosial sekunderFaktor yang Mempengaruhi Lingkungan SosialPengelompokan sosialPenataan sosialPranata sosialKebutuhan sosialContoh Lingkungan SosialKeluarga dan MasyarakatSebarkan iniPosting terkait Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa memerlukan bantuan maupun kerjasama dengan individu lain. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membentuk pengelompokan sosial, yang di dalamnya terjalin interaksi sosial individu dengan individu lainnya. Dari contoh interaksi sosial terjalin kemudian melahirkan suatu lingkungan sosial Lingkungan sosial merupakan tempat berlangsungnya bermacam- macam interaksi sosial dalam lingkup individu maupun kelompok di masyarakat. Pada lingkungan sosial pun di dalamnya tidak terlepas dari aspek nilai dan norma yang berlaku. Selain itu lingkungan sosial memiliki keterkaitan satu sama lain dengan lingkungan alam ekosistem serta lingkungan buatan atau tata ruang di sekitar. Pada hakikatnya, demi kelangsungan kehidupan sehari- hari, manusia memerlukan lingkungan sosial yang selaras dan berkesinambungan. Lingkungan sosial yang selaras dan berkesinambungan tersebut tentunya dibutuhkan oleh semua elemen masyarakat, baik di tingkat individu maupun kelompok. Sehingga untuk mencapai keselarasan dalam suatu lingkungan sosial, maka diperlukan kerjasama secara kolektif di antara anggota masyarakat. Kerjasama dapat mencakup adanya aturan-aturan sesuai kesepakatan bersama yang telah dibuat kemudian dilaksanakan sebagai suatu mekanisme pengendalian lingkungan sosial. Selain itu, lingkungan sosial pada mulanya terbentuk dari adanya pengelompokan-pengelompokan sosial, yang di dalamnya terdapat penyesuaian terhadap adanya aturan- aturan dalam masyarakat yang bersifat memaksa. Dalam hal ini setiap anggota masyarakat dalam suatu lingkungan sosial diwajibkan atau dituntut mematuhi serta menghayati aspek- aspek sosial yang menjadi bagian dari lingkungan sosial, yang membentuk suatu integrasi Pengertian Lingkungan Sosial Lingkungan sosial adalah lingkungan yang di dalamnya menggambarkan suasana sosial maupun suasana fisik, dimana manusia hidup dan bertumbuh kembang didalamnya,. Lingkungan sosial dapat berupa dalam wujud kebudayaan diajarkan kepada seorang individu, ,maupun berdasarkan pengalaman seorang individu atau mungkin interaksi sosial yang terjalin. Lingkungan sosial adalah lingkungan yang menjadi tempat berlangsungnya beraneka ragam interaksi sosial yang terjalin antara berbagai kelompok- kelompok sosial dalam masyarakat beserta pranata dan simbol sosial, dan juga nilai serta norma yang sudah terstruktur, serta berkaitan erat dengan lingkungan alam dan lingkungan binaan atau buatan yang ada di sekitar kehidupan masyarakat sehari- hari. Lingkungan sosial adalah lingkungan yang terdiri dari sekumpuan makhluk sosial yang membentuk suatu jaringan sistem sosial akan interaksi dalam kehidupan sosial, yang berperan secara signifikan dalam membentuk kepribadian seseorang yang mempunyai tatanan nilai dalam kehidupan. Secara umum lingkungan sosial dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang terdapat di sekitar kehidupan manusia yang dapat memberikan pengaruh pada manusia tersebut, serta manusia-manusia lain yang ada di sekitarnya. Adapun menurut pendapat para ahli, definisi lingkungan sosial antara lain adalah sebagai berikut; Stroz Lingkungan sosial adalah semua kondisi di sekitar dalam kehidupan dimana terdapat cara-cara tertentu yang dapat mempengaruhi tingkah laku individu, termasuk pertumbuhan dan perkembangan pada proses kehidupan, serta dapat pula dipandang sebagai bekal persiapan lingkungan bagi generasi yang selanjutnya atau generasi penerus. Amsyari Pengertian lingkungan sosial adalah individu atau kelompok lain yang berada di sekitar kehidupan masyarakat, seperti tetangga, teman-teman, termasuk juga orang lain di sekitarnya yang belum dikenal atau masyarakat umum di luar lingkungan sekitar. Purwanto Arti lingkungan sosial adalah setiap orang atau individu lain yang saling mempengaruhi dalam kehidupan sehari- hari. Di dalam lingkungan sosial, manusia membentuk pengelompokan sosial diantara sesama dalam upayanya mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan. Dalam suatu kehidupan sosial manusia juga memerlukan organisasi yaitu sekolah, kelompok masyarakat dan lain-lain. Ciri Lingkungan Sosial Adapun ciri- ciri lingkungan sosial antara lain sebagai berikut; Segenap pihak diikutseratakan dan masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab Dalam ciri ini setiap bentuk partisipasi dari masyarakat serta adanya tanggung jawab dan peranan menunjukkan lingkungan sosial yang interaktif. Oleh karena itulah setiap masyarakat cenderung aktif peranannya dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya Ciri ini ditandai dengan tingkat perekonomian dalam aspek pendapatan masyarakat yang mencukupi, area tempat tinggal dan pemukiman yang sehat, aman dan layak serta adanya kesempatan kerja yang mendukung, laju pertumbuhan dan distribusi penduduk sesuai dengan daya dukung lingkungan dan daya tampung sosial, tingkat pendidikan penduduk dan juga tingkat kesehatan yang memadai Penghormatan terhadap hak-hak masyarakat serta modal sosial yang dikembangkan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan hidup Ciri ini ditandai dengan adanya perlindungan hukum terhadap hak intelektual yang dimiliki seorang individu maupun kelompok dalam suatu masyarakat. Contoh nyatanya misalnya melalui adanya hak paten, serta perlindungan terhadap hak-hak adat masyarakat lokal misalnya melalui peraturan daerah yang mengakomodasi perlindungan atas hak-hak masyarakat lokal. Jenis Lingkungan Sosial Lingkungan sosial dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu Lingkungan sosial primer Lingkungan sosial yang di dalamnya terdapat hubungan yang terjalin erat antara anggota satu dengan anggota lain, dimana terjalin suatu hubungan saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain. Hubungannya saling berkesinambungan. Selain itu lingkungan sosial jenis ini ditandai dengan interaksi dan kerja sama yang bersifat fundamental, serta pertemuan yang intens dalam membentuk struktur dasar dan ide- ide sosial oleh individu secara mendalam. Lingkungan sosial sekunder Lingkungan sosial jenis ini di dalamnya terjalin suatu hubungan anggota satu dengan anggota lainnya secara agak longgar, tidak begitu intens, serta hanya berorientasi pada kepentingan-kepentingan formal maupun aktivitas-aktivitas khusus dalam kehidupan masyarakat. Selain itu lingkungan sosial sekunder didasarkan pada kepentingan atau aktivitas sosial tertentu yang khusus, dan para anggota dalam kelompok ini cenderung berinteraksi atas contoh status sosial yang spesifik, bukan untuk kepentingan umum. Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Sosial Faktor- faktor yang mempengaruhi lingkungan sosial adalah sebagai berikut Pengelompokan sosial Pengelompokan sosial mencakup berbagai macam individu yang terkonstruksikan menjadi sekelompok individu dalam suatu persekutuan atau pengelompokan sosial yang dilandasi hubungan kekerabatan genealogical based relationship, misalnya keluarga inti atau batih, marga atau klen, suku bangsa dan lain-lain. Penataan sosial Penataan sosial merupakan aspek penting yang mendukung dalam lingkungan sosial. Penataan sosial berfungsi sebagai pengatur ketertiban hidup dalam kehidupan masyarakat sehari- hari yang dapat mempersatukan sekumpulan individu. Penataan sosial dapat terwujud dalam aturan-aturan yang dijadikan pedoman bersama dalam mewujudkan kerja sama dan interaksi sosial sehari-hari antar anggota masyarakat di lingkungan sosial terkait. Dalam hal ini, setiap orang harus jelas kedudukannya dan peranan- peranan yang harus dilakukan, serta memahami apa yang harus diberikan, kemudian apa yang dapat diharapkan dari pihak lainnya dalam suatu lingkungan sosial. Pranata sosial Pranata sosial pada umumnya dikembangkan berdasarkan pada aspek kepentingan penguasaan lingkungan permukiman yang memiliki makna penting bagi kelangsungan hidup masyarakat yang berkaitan di suatu lingkungan. Berbagai peraturan secara jelas dan terarah dikembangkan untuk menyaring secara selektif orang-orang yang bukan anggota dari fungsi pranata sosial sebagai kesatuan sosial. Pada dasarnya, orang- orang yang tersisih atau terasing dari lingkungannya tidak mempunyai hak dan kewajiban yang sama atas penguasaan sumber daya alam yang tersedia seperti anggota dari suatu pranata sosial umum lainnya. Kebutuhan sosial Lingkungan sosial itu secara dasar terkonstruksikan oleh dorongan keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagaimana diketahui, bahwa tidak semua kebutuhan hidup manusia itu bisa terpenuhi oleh seorang diri, adanya kebutuhan sosial sosial needs dimana dapat terpenuhi jika masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain dapat saling berinteraksi dalam kehidupan sosial sehari- hari. Contoh Lingkungan Sosial Adapun untuk beragam contoh lingkungan sosial yang sering dikumpai dalam kehidupan masyarakat di keseharian, antara lain adalah sebagai berikut; Keluarga dan Masyarakat Struktur keluarga yang meliputi ayah, ibu, dan anak menjadi bagian penting dari lingkungan sosial yang secara langsung berhubungan dengan diri individu, sedangkan masyarakat di sekitar merupakan lingkungan sosial yang dikenal dan memberikan pengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak, yang salah satu diantaranya adalah teman sebaya atau sepermainan. Demikianlah materi yang telah dibegikan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian lingkungan sosial menurut para ahli, ciri, jenis, faktor dan contohnya di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan dan menambah pengetahuan.

AdvertisementApa itu: Kelompok penekan (pressure group) adalah organisasi dengan agenda untuk melobi atau membujuk pemerintah atau bisnis untuk mengubah perilaku, kebijakan, keputusan, atau mengambil tindakan pada masalah tertentu. Beberapa anggota mungkin menyebut organisasi mereka sebagai kelompok lobi dan kelompok kepentingan untuk

.
  • mt2k9th356.pages.dev/266
  • mt2k9th356.pages.dev/751
  • mt2k9th356.pages.dev/472
  • mt2k9th356.pages.dev/548
  • mt2k9th356.pages.dev/975
  • mt2k9th356.pages.dev/214
  • mt2k9th356.pages.dev/285
  • mt2k9th356.pages.dev/414
  • mt2k9th356.pages.dev/459
  • mt2k9th356.pages.dev/151
  • mt2k9th356.pages.dev/859
  • mt2k9th356.pages.dev/482
  • mt2k9th356.pages.dev/11
  • mt2k9th356.pages.dev/907
  • mt2k9th356.pages.dev/582
  • lingkungan sosial tidak langsung yang mempengaruhi politik individu adalah