BeliMeja Sembahyang berkualitas harga murah July 2022 di Tokopedia! ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Kurir Instan ∙ Bebas Ongkir ∙ Cicilan 0%. Meja Gantung Dewa Sembahyang uk 40x40. Rp185.000. Cashback. Jakarta Barat tokopatungonline. 4.8 Terjual 30+ Preorder. meja altar sembahyang gantung. Rp1.998.500. Kab. Jepara custom jati furniture.
Om Swastyastu, Beribadat atau sering pun disebut muspa kramaning hormat adalah urut-urutan dan pelecok satu cara Memuja Halikuljabbar. salah satu hakekat inti ajaran agama Hindu sanata dharma adalah sembahyang. setiap individu yang mengaku beragama, kamu pasti melakukan sembahyang karena sembahyang menurut agama bersifat wajib harus. sembahyang intinya adalah iman atau percaya sehingga semua tingkah laris ataupun kelakuan, pikiran dan ucapan sebagai perwujudan n domestik bentuk “bakti” hakekatnya sendang plong elemen iman sradha. menurut kitab Atharwa Weda unsur iman atau sradha dalam agama hindu meliputi Satya, Rta, Tapa, Diksa, Brahma dan Yadnya. semenjak keenam unsur srada tersebut, dua wahyu trakhir termasuk ajaran sembahyang. sembahyang terdiri dari dua suku prolog, yaitu Hormat yang artinya “sujud maupun sungkem” nan dilakukan dengan pendirian – cara tertentu dengan harapan untuk menyampaikan penghormatan, perhatian hati ataupun ingatan, baik dengan ucapan kata – kata maupun tanpa ucapan pikiran atau perbuatan. Hyang artinya “nan dihormati atau dimuliakan” sebagai obyek pemujaan, yakni Tuhan Yang Maha Esa, nan berwenang menerima penghormatan menurut tangan kanan itu. dalam spirit sehari – periode, sembahyang kadang sering disebut “ muspa, mebakti atau maturan “. Muspa, karena internal persembahyangan itu konvensional dilakukan dengan jalan persembahan kembang, bunga puspa. Mebakti, nan berasal berpangkal pengenalan bakti. dikatakan demikian karena inti sembahyang itu yaitu bakal memperlihatkan rasa bakti maupun puja yang setulus – tulusnya, sebagai penyerahan diri kepada nan dihormati maupun Sang pencipta YME. Maturan, artinya menyampaikan persembahan dengan mempersembahkan menghaturkan barang apa saja yang adalah hasil karya sesuai menurut kemampuan dengan perasaan polos iklas. intinya merupakan perwujudan rasa bakti dan kerelaan untuk beryadnya. Tata Pendirian intern Persembahyangan didalam Reg Weda IX. 113-4 mengklarifikasi bahwa hidup yang moralistis merupakan persiapan buat berbuat persembahyangan. yang diartikan umur nan bersusila yaitu Kalis Lahiriah, Tahir Batiniah, dan Suci Laksana nasib. di dalam Yayur Weda terletak lagi uraian yang menguraikan tahap – tahap tingkatan pencapaian realisasi internal bakti. akan halnya hierarki itu diantaranya Wrata brata, Diksa, Daksina, Sraddha, dan Satya dalam rumusannya dikatakan bahwa “dengan BRATA orang akan menjejak tingkat DIKSA insan suci. bila orang kehidupan dalam kehormatan diksa maka dia akan memperoleh DAKSINA rahmat maupun pahala. dengan pahala yang diperoleh beliau akan mencapai SRADDHA peningkatan iman atau yakin, dan atas dasar keyakinan itulah ia dapat mencapai SATYA atau Almalik“. Detik bersembahyang tidak mempersunting sesuatu kepada-Nya, selain menitahkan doa-doa begitu juga tersebut di atas. Perhatikanlah makna Kekawin Arjuna Wiwaha sebagai berikut “Hana Mara Janma Tan Papihutang Brata Yoga Tapa Samadi Angetekul Aminta Wirya Senang Ning Widhi Sahasaika, Binalikaken Purih Nika Lewih Tinemuniya Lara, Sinakitaning Gambar Tamah Inandehaning Prihati”. Artinya Yakni orang yang bukan pernah melaksanakan brata tapa yoga samadi, dengan lancang ia memohon kesenangan kepada Widhi dengan memaksa maka ditolaklah harapannya itu sehingga akhirnya ia menemui penderitaan dan keprihatinan, disakiti oleh sifat-aturan rajah angkara murka/ ambisius dan tamah malas dan loba, ditindih makanya rasa nyeri lever. Itu berarti pula bahwa Hyang Widhi mengasihi dan mengaruniai hamba-Nya nan melaksanakan brata tapa yogi samadi terus menerus tanpa mengharap pahala. Banyak macam sembahyang, ditinjau dari kapan dilakukannya, dengan cara apa, dengan sarana apa dan di mana serta dengan siapa melakukannya. Kemantapan lever dalam mengerjakan beribadat, membantu komunikasi yang lancar dan pemuasan rohani yang tiada terhingga. Kemantapan hati itu saja dapat kita terima apabila kita yakin bahwa cara sembahyang kita memang ter-hormat adanya, tahu makna nan terkandung berbunga setiap anju dan cara. Berikut ini adalah pedoman sembahyang yang sudah ditetapkan maka dari itu Mahasabha Parisada Hindu Dharma ke VI. Ancang beribadat Ancang sembahyang membentangi anju lahir dan persiapan batin. Persiapan lahir meliputi sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan. Termasuk dalam persiapan lahir pun ialah wahana penunjang berdoa sama dengan gaun, anak uang dan dupa sementara itu persiapan batin adalah ketahanan dan kegadisan pikiran. Langkah-langkah persiapan dan sarana-sarana sembahyang adalah andai berikut Media Persembahyangan Bunga dan kawangen yaitu lambang virginitas, karena itu perlu diusahakan bunga yang segar, bersih dan harum. Jika pada saat berdoa enggak terserah kawangen, maka dapat diganti dengan rente kembang. Bunga nan tidak baik dipersembahkan menurut Agastya Parwa adalah “Inilah bunga yang tidak patut dipersembahkan kepada Hyang Widhi, yaitu bunga yang berulat, bunga yang gugur sonder diguncanng, rente nan berisi semut rente yang layu atau nan lewat perian mekarnya, anak uang yang bersemi dikuburan. Itulah rente yang tak patut dipersembahkan maka itu orang-cucu adam baik” Dupa Apinya dupa ialah tanda baca Sang hyang Agni, merupakan saksi dan pengantar sembah kita kepada Hyang Widhi, sehingga disamping sarana-ki alat lain ratus ini juga perlu di n domestik beribadat. Tirtha adalah air suci, adalah air yang telah disucikan dengan suatu cara tertentu dan disebut dengan Tirtha Wangsuh Sreg Hyang Widhi Ida Betara. Tirtha dipercikan di kepala, diminum dan dipakai kumbah muka. Kejadian ini dumaksudkan semoga pikiran dan hati kita menjadi nirmala dan suci ialah bebas berpangkal segala kotoran , noda dan dosa, kecemaran dan sejenisnya. Bija atau Wija Merupakan Lambang Kumara merupakan putra atau bija Bhatara Siwa. Kumara ini merupakan benih ke-Siwaan yang bersemayam di n domestik diri setiap orang. Dengan demikian “Mawija” Mabija mengandung pengertian menumbuhkembangkan benih ke-Siwaan nan berdiam didalam diri kita. Benih itu akan bisa tumbuh dan berkembang apabila ditanam di palagan yang lugu dan suci, maka itu pemasangan BijaWija dilakukan setelah metirtha. Urutan-urutan hormat Urutan-urutan sembah baik plong waktu sembahyang koteng alias beribadat bersama yang dipimpin oleh Sulinggih atau seorang Pemangku yaitu seperti berikut ini Sebelum melaksanakan sembahyang, cak bagi lampau TriSandya. Pada umumnya, sebelum melakukan persembahyangan –baik dengan Puja Trisandya maupun Panca Khidmat– didahului dengan takdis badan dan wahana persembahyangan. Urutannya bagaikan berikut 1. Duduk dengan lengang. Lakukan Pranayama dan selepas suasananya hening ucapkan mantram ini Mamanda PRASADA STHITI SARIRA SIWA SUCI NIRMALAYA NAMAH SWAHA Artinya Ya Tuhan, dalam wujud Hyang Siwa, hamba-Mu sudah lalu duduk tenang, suci, dan tiada noda. 2. Kalau terhidang air bersihkan tangan pakai air. Kalau tidak cak semau ambil bunga dan gosokkan lega kedua tangan. Lewat telapak pengapit ditengadahkan di atas tangan kidal dan ucapkan mantram Om SUDDHA MAM SWAHA Artinya Ya Tuhan, bersihkanlah tangan hamba bisa pun pengertiannya bikin membersihkan pengapit. Dahulu, posisi tangan dibalik. Masa ini tangan kiri ditengadahkan di atas pengapit dan ucapkan mantram OM ATI SUDDHA MAM SWAHA Artinya Ya Yang mahakuasa, lebih dibersihkan lagi tangan hamba bisa sekali lagi pengertiannya cak bagi membersihkan tangan kidal. 3. Kalau terhidang air maksudnya air dari kondominium, tidak tirtha, lebih baik berkumur langsung mengucapkan mantram di lubuk hati OM ANG WAKTRA PARISUDDMAM SWAHA atau lebih pendek Mamak WAKTRA SUDDHAYA NAMAH Artinya Ya, Sang pencipta sucikanlah perkataan hamba. 4. Takdirnya tersedia ratus, peganglah dupa yang telah dinyalakan itu dengan sikap amusti, adalah tangan dicakupkan, kedua ibujari mendekap bawah ratus yang ditekan oleh telunjuk tangan kanan, dan ucapkan mantra Paman AM DUPA DIPASTRAYA Etiket SWAHA Artinya Ya, Sang pencipta/Brahma tajamkanlah nyala dupa hamba sehingga sucilah mutakadim hamba seperti sinar-Mu. 5. Sehabis itu lakukanlah hormat Trisandya. Seandainya memuja sendirian dan enggak hafal seluruh puja yang banyaknya enam kuplet itu, ucapkanlah mantram yang pertama saja Mantram Gayatri tetapi diulang sebanyak tiga kali. Mantram di radiks ini memakai ejaan sebenarnya, “v” dibaca memusat “w”. Garis miring di atas huruf, dibaca lebih strata. Purwa mantram Om bisa diucapkan tiga kali, bisa juga sekali sebagaimana teks di bawah ini OM BHUR BHVAH SVAH TAT SAVITUR VARENYAM BHARGO DEVASYA DHIMAHI DHIYO YO Padalah PRACODAYALengkung langit Tuhan yaitu bhur svah. Kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan jalal Hyang Widhi, Kiranya Ia berikan semangat ingatan kita. Om NARAYANA EVEDAM SARVAM YAD BHUTAM YAC CA BHAVYAM NISKALANKO NIRAÑJANO NIRVIKALPO NIRAKHYATAH SUDDO DEVA EKO CakrawalaARAYANO NA DVITÌYO’STI KASCIT Ya Tuhan, Narayana adalah semua ini apa yang telah suka-suka dan apa yang akan ada, bebas pecah noda, nonblok berusul sempuras, objektif dari pertukaran tak dapat digambarkan, sucilah batara Narayana, Beliau saja satu lain cak semau yang kedua. OM TVAM SIVAH TVAM MAHADEVAH ÌSVARAH PARAMESVARAH BRAHMA VISNUSCA RUDRASCA PURUSAH PARIKÌRTITAH Ya Allah, Kamu dipanggil Siwa, Batara syiwa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra, dan Purusa. Mamanda PAPO’HAM PAPAKARMAHAM PAPATMA PAPASAMBHAVAH TRAHI MAM PUNDARIKAKSA SABAHYABHYANTARAH SUCIH Ya Allah, hamba ini miskin benar, kelakuan hamba boke, diri hamba ini papa, kelahiran hamba boke, lindungilah hamba Hyang Widhi, sucikanlah spirit dan raga hamba. Mamanda KSAMASVA MAM MAHADEVA SARVAPRANI HITANKARA MAM MOCA SARVA PAPEBYAH PALAYASVA SADA SIVA Ya Tuhan, ampunilah hamba HyangWidhi, nan menerimakan keselamatan kepada semua khalayak, bebaskanlah hamba berpangkal segala dosa, lindungilah hamba oh Hyang Widhi. OM KSANTAVYAH KAYIKO DOSAH KSANTAVYO VACIKO MAMA KSANTAVYO MANASO DOSAH TAT PRAMADAT KSAMASVA MAM Ya Tuhan, ampunilah dosa anggota badan hamba, ampunilah dosa hamba, ampunilah dosa manah hamba, ampunilah hamba dari kelahiran hamba. OM SANTIH, SANTIH, SANTIH, OM Ya Tuhan, hendaknya damai, damai, berbaik selamanya. Setelah selesai memuja Trisandya dilanjutkan Panca Puja. Seandainya tidak melakukan persembahyangan Trisandya kelihatannya tadi sudah di rumah dan langsung memuja dengan Lima Hormat, maka setelah membaca mantram buat dupa bersama-sama saja menyucikan anak uang atau kawangen yang akan dipakai muspa. Setelah selesai memuja Trisandya dilanjutkan Panca Sembah. Seandainya tak melakukan persembahyangan Trisandya mungkin tadi telah di rumah dan refleks memuja dengan Panca Sembah, maka sesudah mengaji mantram cak bagi dupa langsung belaka menjernihkan bunga atau kawangen yang akan dipakai muspa. Cabut bunga maupun kawangen itu diangkat di hadapan dada dan ucapkan mantram ini Om Ang Ung Mang Puspa Danta Ya Namah Swaha Artinya Ya Tuhan, seyogiannya bunga ini cemerlang dan ceria. Elus sembahyang ini setara semata-mata, baik dipimpin oleh pandita atau pemangku, maupun bersembahyang sendirian. Tetapi, kalau dipimpin pandita nan sudah melakukan dwijati, ada kemungkinan mantramnya bertambah panjang. Kalau hafal boleh diikuti, hanya seandainya tak hafal agar untuk mantram-mantram ringkas sebagai berikut Puja puyung hormat dengan tangan nol Mantram Pakcik arwah tattvatma suddha mam svaha. artinya Paman atma, atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba. Menyembah Sanghyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya Sarana bunga Mantram Om Aditisyaparamjyoti, rakta teja namo’stute, sveta pankaja madhyastha, bhaskaraya namo’stute Om hrang hring sah parama siwa raditya ya namo namah Artinya Om, cerah surya nan maha hebat, Engkau menyinar ahmar, hormat padaMu, Kamu yang berlimpah di perdua-tengah runjung putih, Hormat padaMu pembuat panah. Menyembah Tuhan laksana Ista Dewata pada hari dan tempat persembahyangan Alat angkut kawangen Ista Dewata artinya Dewata yang diingini hadirnya pada perian pemuja memuja-Nya. Ista Dewata adalah perwujudan Tuhan dalam plural-bagai wujud-Nya begitu juga Brahma, Visnu, Isvara, Saraswati, Gana, dan sebagainya. Karena itu mantramnya bermacam-macam sesuai dengan Dewata yang dipuja pada perian dan palagan itu. Misalnya pada perian Saraswati yang dipuja yakni Bidadari Saraswati dengan Saraswati Stawa. Plong hari bukan dipuja Dewata yang lain dengan stawa-stawa yang lain pula. Plong persembahyangan umum seperti pada persembahyangan tahun Purnama dan Tilem, Dewata yang dipuja adalah Sang Hyang Siwa yang berada dimana-mana. Stawanya sebagai berikut Aji-aji Om nama deva adhisthannaya, sarva vyapi vai sivaya, padmasana ekapratisthaya, ardhanaresvaryai namo namah Mamak hrang hring sah parama siwa aditya ya namah swaha. Artinya Om, kepada Dewa nan bertempat pada tempat nan inggi, kepada Siwa yang sesungguhnyalah kaya dimana-mana, kepada Batara nan nan bersemayam sreg palagan duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Adhanaresvari, hamba menghormat Menyembah Sang pencipta sebagai Pemberi Anugrah Media anak uang Mantra Om anugraha manohara, devadattanugrahaka, arcanam sarvapujanam namah sarvanugrahaka. Deva devi mahasiddhi, yajnanga nirmalatmaka, laksmi siddhisca dirghayuh, nirvighna sukha vrddhisca Artinya Mamak, Engkau yang menarik hati, pemberi anugerah, pemberian kasih dewa, pujaan semua kultus, hormat pada-Mu pemberi semua pemberian. Kemahasidian Batara dan Dewi, kasatmata yadnya, pribadi suci, kepelesiran, kesempurnaan, panjang umur, bebas mulai sejak rintangan, kegem- biraan dan keberhasilan Sembah puyung Sembah dengan tangan kosong Mantram Om ayu werdi yasa werdi, werdi pradnyan doyan sriam, dharma santana werdisyat santute tujuh werdayah, Om dirgayuastu tatastu astu, Paman awignamastu tatastu astu, Om subhamastu tatastu astu, Om sukham bawantu, Pakcik sriam bawantu, Om purnam bawantu, Om ksama sampurna ya namah, Om hrang hring biasa sarwa nugraha ya namah swaha Om deva suksma paramacintyaya nama svaha artinya Om, Semoga Hyang Widhi menumpahi kebaikan, umur panjang, kepandaian, kesukaan, kebahagiaan, kronologi menuju dharma dan pemerolehan keturunan, semuanya adalah tujuh peningkatan. hormat sreg Dewa yang tidak terpikirkan yang maha strata nan gaib. Sesudah persembahyangan selesai dilanjutkan dengan minta tirtaAmrta ambrosia dan bija. pelaksanaan pemberian tirtha amrta inipun memenuhi acara tersendiri, demikian menurut manusmrti dinyatakan percikan tiga hingga tujuh kali ke ubun – ubun. Mantram Om Buddha Mahapawitra ya namah Pakcik Dharma Mahatirtha ya namah Pakcik Sanggya Mahatoya ya namah minum tiga boleh jadi Mantram Om Brahma Pawaka Mamanda Wisnu Amrta Om Iswara Jnana meraup tiga kali Mantram Mamanda siwa sampurna ya namah Mamanda sadasiwa paripurna ya namah Pakcik paramasiwa suksma ya namah semua acara dapat dan umumnya disempurnakan dengan basma dan menerima wija bija. yang dilaksanakan dengan guna-guna Mamak kung kumara wijaya pakcik phat berikut ini mantra untuk ista dewata Untuk memuja di Pura atau panggung asli tertentu, kita bisa menggunakan mantram bukan nan disesuaikan dengan bekas dan kerumahtanggaan keadaan bagaimana kita bersembahyang. Yang diganti yaitu mantram sembahyang urutan ketiga dari Panca Puja, yakni yang ditujukan kepada Istadewata. Berikut ini contohnya Kerjakan memuja di Padmasana, Sanggar Tawang, dapat digunakan salah satu contoh dari dua mantram di asal ini Paman, Akasam Nirmalam Sunyam Guru Betara Bhyomantaram Ciwa Nirwana Wiryanam Rekha Omkara Wijayam Artinya YaTuhan, penguasa angkasa raya yang zakiah dan hening. Suhu rohani yang suci berstana di angkasa raya. Siwa yang agung penguasa nirwana sebagai Omkara yang senantiasa jaya, hamba memujaMu. Pakcik Nama Dewa Adhisthanaya Sarva Wyapi Vai Siwaya Padmasana Ekapratisthaya Ardhanareswaryai Namo’namah Artinya Ya Almalik, kepada Batara yang bersemayam pada tempat nan janjang, kepada Siwa yang sesungguhnyalah berada di mana-mana, kepada Dewa nan bertempat pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Ardhanaresvarì, hamba memujaMu. Untuk di pura Kahyangan Tiga, saat memuja di Pura Desa, digunakan mantram umpama berikut Om Isanah Sarwa Widyanam Iswarah Sarwa Bhutanam Brahmano’ Dhipatir Brahma Sivo Astu Sadasiwa Artinya Ya Almalik, Hyang Tunggal Nan Maha Ingat, selaku Yang Maha Kuasa menguasai semua turunan hidup. Brahma Maha Tinggi, selaku Siwa dan Sadasiwa. Lakukan di pura Kahyangan Tiga, ketika memuja di Kantung Puseh, mantramnya serupa ini Om, Girimurti Mahawiryam Mahadewa Pratistha Linggam Sarwadewa Pranamyanam Sarwa Jagat Pratisthanam Artinya Ya Allah, selaku Girimurti Yang Maha Agung, dengan lingga yang jadi stana Mahadewa, semua dewa-dewa tunduk padaMu. Untuk memuja di Pura Dalem, masih privat Kahyangan Tiga Om, Empat Diwja Mahasakti Catur Asrame Bhattari Siwa Jagatpati Dewi Durga Sarira Dewi Artinya Ya Tuhan, saktiMu berwujud Catur Dewi, yang dipuja oleh empat internat, sakti dari Ciwa, Raja Semesta Pataka, dalam wujud Dewi Durga. Ya, Empat Dewi, hamba menyembah ke bawah kakiMu, bebaskan hamba dari apa godaan. Bikin bersembahyang di Pura Prajapati, mantramnya Om Brahma Prajapatih Sresthah Swayambhur Warado Guruh Padmayonis Catur Waktro Brahma Sakalam Ucyate Artinya Ya Tuhan, dalam wujudMu sebagai Brahma Prajapati, produsen semua insan, maha mulia, yang menjadikan diriNya sendiri, pemberi rahmat mahaguru, lahir mulai sejak bunga runjung, punya catur wajah dalam satu awak, maha sempurna, penuh rahasia, Hyang Brahma Maha Agung. Cak bagi di Pura Pemerajan/Kamimitan rong tiga, paibon, dadia maupun padharman, mantramnya Mamak Brahma Wisnu Iswara Dewam Tripurusa Suddhatmakam Tridewa Trimurti Lokam Sarwa Wighna Winasanam Artinya Ya Allah, dalam wujudMu sebagai Brahma, Wisnu, Iswara, Dewa Tripurusa MahaSuci, Tridewa adalah Trimurti, semogalah hamba terbebas berasal segala bencana. Bakal di Pura Segara atau di tepi pantai, mantramnya Pakcik Nagendra Krura Murtinam Gajendra Matsya Waktranam Baruna Dewa Masariram Sarwa Sejagat Suddhatmakam Artinya Ya Tuhan, wujudMu berpenjaga sebagai raja para naga, paduka jantan yang bermoncong iwak, Engkau merupakan Batara Baruna yang maha putih, menyelami manjapada dengan kegadisan jiwa, hamba memujaMu. Untuk di Jaring-jaring Batur, Ulunsui, Ulundanu, mantramnya Mamak Sridhana Dewika Ramya Sarwa Rupawati Tatha Sarwa Jñana Maniscaiwa Sri Sridewi Namo’stute Artinya Ya Tuhan, Anda hamba puja perumpamaan Haur Sri yang maha cantik, peri dari kekayaan yang n kepunyaan segala keindahan. la yakni jauhar yang maha mengetahui. Ya Tuhan Maha Agung Bidadari Sri, hamba memujaMu. Untuk bersembahyang plong masa Saraswati, atau tatkala memuja Hyang Saraswati. Mantramnya Om Saraswati Namas Tubhyam Warade Kama Rupini Siddharambham Karisyami Siddhir Bhawantu Berpenyakitan Sada Artinya Ya Tuhan dalam wujud-Mu sebagai Dewi Saraswati, pemberi berkah, terpenuhi dalam lembaga yang lampau didambakan. Semogalah segala kegiatan yang hamba buat cinta sukses atas waranugraha-Mu. Untuk bersembahyang di pemuliaan para Rsi Agung seperti Danghyang Dwijendra, Danghyang Astapaka, Mpu Agnijaya, Mpu Semeru, Mpu Kuturan dan lainnya, gunakan mantram ini Paman Dwijendra Purvanam Siwam Brahmanam Purwatisthanam Sarwa Dewa Ma Sariram Syamsu Nisakaram Dewam Artinya Ya, Almalik dalam wujudMu sebagai Siwa, syah berpangkal sekalian pandita, la adalah Brahma, mencacak minimal depan, la yang menyatu dalam semua dewata. la yang menutupi dan memenuhi rawi dan bulan, kami memuja Siwa para pandita agung. Demikianlah sejumlah mantram yang dipakai untuk bersembahyang pada tempat-tempat tertentu. Sekali lagi, mantram ini menggantikan “mantram publik” bilamana menyembah kepada Istadewata, yakni sembahyang urutan ketiga pada Panca Hormat. Terakhir, ini berdoa ke hadapan Hyang Ganapati Ganesha, namun dalam kaitan upacara mecaru rsigana, ataupun memuja di Sanggah Natah alias Tunggun Karang, tidak suka-suka kaitannya dengan Panca Sembah Om Ganapati Rsi Putram Bhuktyantu Weda Tarpanam Bhuktyantau Jagat Trilokam Suddha Purna Saririnam Demikianlah mantram untuk Istadewata. Inilah tahmid untuk sehari-hari. Lazimnya tentulah dihafalkan. Namun kalau tataran, apalagi lakukan di depan umum, misalnya, mendedahkan berhimpit/ persuaan, mantram ini dapat dibaca dengan memegang pusat. Doa menjelang tidur OM ASATO MA SAT GANAYA TAMASO MA JAYATIR GANAYA MRITYOR MAMRITAM GAMAYA Ya Tuhan tuntunlah hamba dari jalan yang sesat condong jalan nan sopan, dari jalan haram ke jalan terang, hindarkanlah hamba dari kematian cenderung hayat kuat. Doa sadar pagi OM UTEDANIM BHAGAWANTAH SYAMOTA PRAPITWA UTA MANDHYE AHNAM UTODITA MAGHAWANTA SURYASYA WAYAM DEWANAM SUMANTAU SYAMA Ya Halikuljabbar Yang Maha Penyayang, jadikanlah hamba manusia yang gelojoh bernasib baik sreg hari ini, menjelang tengah waktu, dan seterusnya. Semoga para Betara melindungi diri hamba. Doa menjernihkan/kumbah cahaya muka Pakcik CAM CAMANI YA NAMAH SWAHA OM WAKTRA PARISUDAHAYA NAMAH SWAHA Ya Tuhan, hamba memujaMu, kiranya durja hamba menjadi masif. Wirid menggisil gigi Mamanda RAHPHAT ASTRAYA NAMAH Pakcik SRI DEWI BHATRIMSA YOGINI NAMAH Ya Allah, sungkem hamba kepada Peri Sri, Bhatari Yogini, semoga bersihlah gigi hamba. Wirid berkumur Om ANG WAKTRA PARISUDHAMAM SWAHA Ya Tuhan, semoga bersihlah bacot hamba. Takbir membersihkan kaki OM AM KHAM KHASOLKHAYA ISWARAYA NAMAH SWAHA Ya Yang mahakuasa, kiranya bersihlah kaki hamba. Doa bersiram OM GANGGA AMRTA SARIRA SUDHAMAM SWAHA OM SARIRA PARISUDHAMAM SWAHA Ya Tuhan, Anda adalah perigi spirit abadi yang zakiah, seyogiannya fisik hamba menjadi jati dan ceria. Dapat pun dengan zikir atau mantram ini Mamak GANGGE CA YAMUNE CAIWA GODAWARI SARASWATI NARMADE SINDHU KAWERI JALE’SMIN SANNIDHIM KURU Ya Tuhan, ijinkanlah hamba memanggil wai ceria Gangga, Yamuna, Godawari, Saraswati, Narmada, Sindhu dan Kaweri, mudah-mudahan menganugerahkan kesucian kepada hamba. Doa plong perian mengenakan pakaian Om TAM MAHADEWAYA NAMAH SWAHA OM BHUSANAM SARIRABHYO PARISUDHAMAM SWAHA Tuhan dalam perwujudanMu sebagai Tat Purusha, Betara Yang Maha agung, hamba sujud kepadaMu kerumahtanggaan menggunakan pakaian ini. Semoga pakaian hamba menjadi bersih dan suci. Radu berpakaian seyogiannya mengerjakan persembahyangan Trisandya. Doa panganjali Diucapkan saat berdapat seseorang ataupun memulai suatu pembicaraan internal sebuah persuaan. Tangan dicakupkan seperti menyembah, diangkat sejajar dada. Mamak SWASTYASTU Semoga kerap dalam di bawah lindungan Tuhan. Wirid menghadapi lambung Pakcik HIRANYAGARBHAH SAMAWARTATAGRE BHUTASYA JATAH PATIREKA ASIT SADADHARA PRITIWIM DYAM UTEMAM KASMAI DEWAYA HAWISA WIDHEMA Paman PURNAM ADAH PURNAMIDAM PURNAT PURNAM UDACYATE PURNASYA PURNAM ADAYA PURNAMEWAWASISYATE Ya Tuhan Yang Maha Pengasih. Beliau radiks alam semesta dan satu-satunya kekuatan awal. Engkau yang memelihara semua hamba allah, seluruh marcapada dan langit. Hamba memuja Ia. Ya Yang mahakuasa Yang Maha Sempuma dan nan membuat alam sempurna. Alam ini akan hirap dalam kesempurnaanMu. Dia Maha Kekal. Hamba mendapat makanan yang cukup beruntung anugrahMu. Hamba manghaturkan terima kasih. Takbir di atas baik lakukan makan bersama, misalnya, pesta atau istirahat makan n domestik suatu pertemuan. Jika sorangan bisa menitahkan doa pendek ini yang diambil bersumber kitab suci Yajurveda Pakcik ANNAPATE ANNASYA NO DEHYANMIWASYA SUSMINAH PRA-PRA DALengkung langitARAM TARIS URJAM NO DHEHI DWIPADE CATUSPADE Ya Tuhan, Anda penguasa ki gua garba, anugerahkanlah rezeki ini, mudahmudahan membagi kekuatan dan menjauhkan dari penyakit. Bimbinglah hamba anugerahkan kekuatan kepada semua mahkluk. Doa mulai mencicipi ki gua garba OM ANUGRAHA AMRTADI SAÑJIWANI YA NAMAH SWAHA Ya Tuhan, agar makanan ini menjadi penghidup hamba lahir dan bathin yang suci. Zikir selesai makan OM DHIRGAYUR ASTU, AWIGHNAMASTU, SUBHAM ASTU OM SRIYAM BHAWANTU, SUKHAM BHAWANTU, PURNAM BHAWANTU, KSAMA SAMPURNAYA NAMAH SWAHA Om, SANTIH, SANTIH, SANTIH, Om Ya Halikuljabbar, agar makanan yang telah masuk ke dalam jasmani hamba memasrahkan kemustajaban dan keselamatan, panjang umur dan tidak mendapat sesuatu apapun. Ya Tuhan, kiranya damai, akur di hati, damai di mayapada, rukun selama-lamanya. Doa sebelum memulai suatu pekerjaan Pakcik AWIGHNAM ASTU NAMO SIDHHAM OM SIDHIRASTU TAD ASTU SWAHA Ya Tuhan, semoga atas perkenanMu, tiada satu halangan bikin hamba memulai jalan hidup ini dan hendaknya bertelur baik. Takbir selesai bekerja/bersyukur Mamak DEWA SUKSMA PARAMA ACINTYAYA NAMAH SWAHA SARWA KARYA PRASIDHANTAM OM SANTIH, SANTIH, SANTIH, Mamanda Ya Tuhan kerumahtanggaan wujud Parama Acintya yang maha gaib dan maha karya, hanya atas anugrahMu-lah maka pencahanan ini berdampak dengan baik. Moga rukun, akur di hati, damai di dunia, berdamai selamanya. Puji-pujian mohon arahan Tuhan Paman ASATO MA SADYAMAYA TAMASO MA JYOTIR GAMAYA MRTYOR MA AMRTAM GAMAYA OM AGNE BRAHMA GRBHNISWA DHARUNAMA SYANTA RIKSAM DRDVAMHA BRAHRNAWANITWA KSATRAWAHI SAJATA WANYU DADHAMI BHRATRWYASYA WADHYAYA Tuhan Nan Maha Ceria, bimbinglah hamba pecah nan enggak benar menuju yang etis. Bimbinglah hamba berpokok ketaksaan perhatian menuju cahaya siaran yang cerah. Lepaskanlah hamba dari kematian mengarah kehidupan yang abadi. Tuhan Yang Maha Safi, sudahlah pujian nan hamba persembahkan melalui Weda mantra dan kembangkanlah pengetahuan rohani hamba semoga hamba bisa menghancurkan musuh nan ada pada hamba nafsu. Hamba menyadari bahwa Engkaulah yang berada dalam setiap insani jiwatman, menolong orang terpelajar pemimpin negara dan para ketua. Hamba memuja Beliau semoga melimpahkan anugrah kekuatan kepada hamba. Doa mohon inspirasi Paman PRANO DEWI SARASWATI WAJEBHIR WAJINIWATI DHINAM AWIÑYAWANTU Ya Tuhan internal performa Dewi Saraswati, Hyang Maha Agung dan Maha Kuasa, mudah-mudahan Engkau menyiarkan kekuatan rohani, kecerdasan pikiran, dan lindungilah hamba selama-lamanya. Doa mohon dianugrahi kecerdikan dan kesucian OM PAUwakANAH SARASWATI WAJEBHIR WAJINIWATI YAJÑAM WASTU DHIYAWASUH Ya Tuhan sebagai manifestasi Peri Saraswati. Nan MahaSuci, anugrahilah hamba kecerdasan. Dan terimalah upeti hamba ini. Wirid mulai belajar Mamak PURWE JATO BRAHMANO BRAHMACARI DHARMAM WASANAS TAPASODATISTAT TASMAJJATAM BRAHMANAM BRAHMA LYESTHAM DEWASCA SARWE AMRTTNA SAKAMA Ya Tuhan, muridMu hadir di hadapanMu, Oh Brahman nan berselimutkan kesaktian dan berdiri umpama pertama. Allah, anugrahkanlah wara-wara dan pikiran nan terang. Brahman yang agung, setiap makhluk cuma dapat bersinar beruntung cahayaMu nan senantiasa memancar. Zikir mohon ampun dalam segala dosa Paman DEWAKRTASYAINASO AWAYA JANAM ASI MANUSYAKRTASI Merek AWAYA JANAM ASIPITRA KITASI NAMO AWAYA JANAM ASYATMA KRTASYAENASO AWAYA JANAM ASYENA SA’ ENASE WAYA JANAM ASI YACCHAHAM ENO VIDVAMSCAKARA YACCHAVIDVAMS TASYA VA YA JANAM ASI Ya Almalik, ampunilah dosa hamba terhadapMu, ampunilah dosa hamba terhadap sesama manusia, terhadap orangtua hamba, terhadap teman hamba, Almalik ampunilah dosa hamba terhadap segala keberagaman dosa, terhadap dosa yang hamba lakukan dengan sadar maupun tidak sadar. Tuhan, semoga berkenan mengampuni semuanya itu. Wirid memotong hewan Mamanda PASU SepanAYA WIMAHE SIRASCADAYA DHIMAHI TANO JIWAH PRACODAYAT Semoga atas perkenan dan berkahMu para pemotong hewan n domestik upacara kurban suci ini beserta orang-orang yang telah berdana punia bikin yadnya ini memperoleh kesentosaan dan kebahagiaan. Tuhan, hamba memotong dabat ini, agar rohnya menjadi suci. Tahmid mengunjungi khalayak nyeri Pakcik SARWA WIGHNA SARWA KLESA SARWA LARA ROGA WINASAYA NAMAH Ya Halikuljabbar semoga segala halangan, segala kelainan, segala penderitaan dan gangguan Engkau lenyapkan semuanya. Doa mendengar atau melayat orang meninggal dunia OM ATMA TATTWATMA NARYATMA SWADAH ANG AH Mamak SWARGANTU, MOKSANTU, SUNYANTU, MURCANTU OM KSAMA SAMPURNAYA NAMAH SWAHA Ya Sang pencipta Yang Maha Kuasa, semogalah arwah yang meninggal mujur sorga, menunggal denganMu, mencapai keheningan sonder derita. Ya Tuhan, ampunilah segala dosanya, hendaknya ia mencapai kesempurnaan atas kekuasaan dan pengetahuan serta pengampunanMu. . Doa bikin keselamatan penganten OM IHA IWA STAM MA WI YAUSTAM WISWAM AYUR WYASNUTAM KRIDANTAU PUTRAIR NAPTRBHIH MODAMANAU SWE GRHE Ya Yang mahakuasa, anugerahkanlah kepada oponen penganten ini kebahagiaan, keduanya tiada terpisahkan dan pahit darah. Semoga penganten ini dianugerahkan putra dan cucu yang memberikan penghiburan, tinggal di rumah yang penuh kesukaan. Tahlil memohon keluasan pikiran rumah tangga OM WISOWISO WO ATITHIM WAJAYANTAH PURUPRIYAM AGNIM WO DURYAM WOCAH STUSE SUSASYA MANMABHIH Ya Tuhan, Engkau yaitu tamu yang datang plong setiap rumah. Engkau amat menganakemaskan umatMu. Engkau ialah sahabat yang maha pengasih. Perkenankanlah hamba memujaMu dengan penuh kekuatan, dalam perkataan maupun tenaga dan dalam lagu pujian. Doa kerjakan kelahiran bayi OM BRHATSUMNAH PRASAWITA NIWESANO JAGATAH STHATURUBHAYASYA YO WASI SA NO DEWAH SAWITA SARMA YACCHA TWASME KSAYAYA TRIWARUTHAM AMHASAH Ya Tuhan Yang Maha Pengasih, yang menjatah jiwa pada tunggul dan menegakkannya. la yang mengatur baik yang bergerak dan yang enggak bersirkulasi, semoga Ia memberi rahkmatNya kepada kami kerjakan ketentraman kehidupan dengan kemampuan bikin menghindari kekuatan yang ki busuk. Setelah jabang bayi dimandikan, ayah bayi atau sosok yang dituakan yang hadir di sana diminta mengisikkan Mantram Gayatri bait purwa Puja Trisandya masing-masing tiga siapa pada lobang alat pendengar kanan dan kiri kanak-kanak anyir itu. Puji-pujian cak bagi memohon cinta kasih-Nya OM WICAKRAME PRTHIWIM ESA ETAM KSETRAYA WISNUR MANUSE DASASYAN DRUWASO ASYA KIRQYA JANASA URUKSITIM SUJANIMA CAKARA Ya Tuhan, Beliau Hyang Wisnu yang membentang di bumi ini, menjadikah tempat lewat bakal manusia. Kaum nan hina aman sentosa di sumber akar lindungan-Nya. Nan luhur telah menjadikan dunia bekas yang puas bagi mereka. Tahlil lakukan memohon tataran umur Pakcik TACCAKSUR DEWAHITAM SUKRAM UCCARAT PASYEMA SARADAH SATAM JIWEMA SARADAH SATAM Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga seratus hari hamba selalu mengawasi mata yang bersinar ciptaanNya, sebaiknya hamba hidup seratus tahun lamanya. Ratib pengenalan berdampingan/pertemuan Om SAM GACCHADWAM SAM WADADWAM SAM WO MANAMSI JANATAM DEWA BHAGAM YATHA PURWE SAMJANANA UPASATE Om SAMANI WA AKUTIH SAMATepi langitA HRDAYANI WAH SAMANAM ASTU WO MANO YATHA Waduh SUSAHASATI OM ANO BHADRAH KRATTAWO YANTU WISWATAH Ya Tuhan, hamba berkumpul di panggung ini hendak bicara satu dengan yang bukan bagi menyatukan pikir perumpamaan mana halnya para dewa selalu bersatu. Ya Tuhan, tuntunlah kami agar sama intern tujuan, sejajar kerumahtanggaan hati, bersatu intern perhatian hingga bisa hidup bersama dalam sejahtera dan bahagia. Ya Tuhan, semoga pikiran yang baik datang dan barang apa penjuru. Doa pengunci berapatan/pertemuan Om ANUGRAHA MANOHARAM DEVADATTA NUGRAHAKA ARCANAM SARWA PUJANAM NAMAH SARWA NUGRAHAKA OM KSAMA SWAMAM JAGADNATHA SARWA PAPA HITANKARAH SARWA KARYA SIDHAM DEHI PRANAMYA SURYESWARAM Pakcik SANTIH, SANTIH, SANTIH, Pakcik Ya Yang mahakuasa limpahkanlah anugrahMu yang menggirangkan kepada hamba. Halikuljabbar yang maha penyayang, semoga Tuhan melimpahkan apa anugrah kepada hamba. Ya Tuhan, pelindung bendera semesta, produsen semua makhluk, ampunilah dosa hamba dan anugrahilah hamba dengan keberhasilan atas semua karya. Halikuljabbar yang memancarkan panah zakiah, ibaratnya sang surya menyinarkan sinarnya, hamba sujud kepadaMu. Ya Tuhan, sebaiknya berbaik, damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya. Untuk menutup pertemuan, bisa pula dipakai doa di bawah ini yang diambilkan semenjak kitab Yajurveda. Mantram ini disebut Santi Mantram. Bunyinya OM DYAUH SANTIR ANTARIKSAM SANTIH PRTHIWI SANTIR APAH SANTIR ASADHAYAH SANTIH WANASPATAYAH SANTIR WISWE DEWAH SANTIR BRAHMA SANTIH SARVAM SANTIH Santir EWA SANTIH SA MA SANTIR EDHI Ya Allah Tuhan, anugerahkanlah ketenteraman di langit, akur di bumi, damai di air, damai plong tumbuh-pokok kayu, damai plong pepohonan, rukun bagi para dewata, damailah Brahma, damailah jagat rat. Semogalah kedamaian senantiasa datang pada kami Tahlil cak bagi pedagang Om A WISWANI AMRTA SAUBHAGANI Ya Tuhan, semoga Engkau menganugerahkan segala keberuntungan yang memberikan kebahagiaan kepada hamba. Doa untuk kebajikan, juga dipakai sebelum perenungan OM WISWANI DEWA SAWITAR DURI NANI PARA SUWA YAD BHADRAM TANNA A SUWA Ya Halikuljabbar, Sawitar, usirlah jauh-jauh segala kekuatan biadab. Berikanlah hamba yang terbaik. Tahmid mohon pelestarian, sekali lagi baik diucapkan ketika sakit OM TRAYAMBHAKAM YAJAMAHE SUGANDHIM PUSTI WARDHANAM UNWARUKAM IWA BANDHANAT MRTYOR MUKSIYA MAMRTACakrawala Ya Tuhan, hamba memuja Hyang Trayambhaka/Rudra yang menyebarkan keharuman dan memperbanyak lambung. Semoga la mengkhususkan hamba seperti buah mentimun dari batangnya, melepaskan dari mortalitas dan tak berbunga kekekalan. Takbir untuk pelantikan komandan negara Yang dilantik rata-rata menirukan Pakcik A BRAHMAN BRAHMANO BRAHMAWARCASI JAYATAMA RASTE RAAJANAH SURA ISAWYO TIWYADHI MAHARATHO JAYAHorizonAM DOGDHRI DHENURYODANAD WATASUH SAPTIH PURANDHIRYOSAJISNU RATHESTHAH SABHEYO YUWASYAJAYAMANASYA WIRO JAYATAM NIKAAME-NIKAME Padalah PARJANYO WARSATU PHALAWATYO NA OSADHAYAH PACYANTAM YOGAKSEMO NAH KALPATAAM Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, semogalah di negara ini lahir khalayak-orang yang memiliki pengetahuan spiritual. Sebaiknya pula pemimpin-pemimpin yang perkasa ahli menunggangi kebijaksanaan seperti menggunakan senjata, pahlawan yang tangguh, sapi yang banyak memberikan payudara, lembu pengusung dagangan dan kuda yang cepat. Demikian pula lahir wanita nan sempurna. Pemuda yang baik dan berfaedah bikin masyarakat, sedia berkorban. Mudah-mudahan hujan turun memberi kemakmuran. Semoga pepohonan berbuah lebat. Hendaknya usaha kami berhasil. Wirid mengheningkan cipta OM-Ain BHUMIH PUTRO AHAM PRTHIVYDH Ya Halikuljabbar, semoga kami menganakemaskan petak air ini sebagai ibu dan hamba adalah putra-putranya yang siap sedia membela sebagaimana para pahlawan kami. Wirid paramasanti OM SANTIH, SANTIH, SANTIH, Pakcik Semoga akur, berdamai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya.
Urutanurutan sembah baik pada waktu sembahyang sendiri ataupun sembahyang bersama yang dipimpin oleh Sulinggih atau seorang Pemangku adalah seperti di bawah ini: 1. Sembah puyung (sembah dengan tangan kosong) Mantram: artinya: Om atma tattvatma suddha mam svaha. Om atma, atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba. 2.
Se Mien Fo / Se Mien Shen / Dewa Empat Muka Polemik Brahmarupa Maka itu Maha Dhammadhiro Thera Artikel ini merupakan penggalan berpokok coretan berjudul Buddharupa Brahmarupa atau bentuk Brahma banyak dikenal belakangan ini dengan sebutan Dewa Empat Cahaya muka. Sebagian masyarakat tungkai Tiong Hoa menyebutnya Sie Mien Fuo Buddha empat muka alias Sie Mien Sen Sie Kacang Sin, Dewa empat cahaya muka. Sesungguhnya, apakah Brahma itu? Artikel di bawah ini ditampilkan untuk kontributif mengkaji tentang keberadaan Brahma melampaui pandangan beberapa sudut. Kata Brahma menurut konteks katanya berarti samudra; turunan yang berbadan ki akbar disebut Brahma mahantasarratya brahma, akar susu kata Braha = besar. Menurut pengertiannya, brahma berguna atasan atau penguasa tiga alam, yaitu; alam manusia, alam dewa dan alam brahma. Istilah Brahma memiliki banyak denotasi lain disesuai dengan ciri dan fungsinya, sebagai halnya kakek pitmaha, buya, bapak makhluk liwa pitu, penguasa tiga alam lokesa, orang yang makin luhur di antara para dewa surajettha, pemelihara makhluk kehidupan pajapati, dsb. Brahma dalam Adat istiadat Brahmana/Hindu Brahma, sama dengan nan kita kenali, adalah salah satu semenjak tiga batara terdepan dalam agama Hindu. Pengikut Hindu mempercayai dewa ini sebagai dewa pencipta, batara yang kekal, yang bertambah janjang dari betara lainnya. Apabila berpasangan dengan dua dewa yang lainnya, yakni Visnu dan Siva, ketiganya ini dikenal dengan julukan Trimurti. Istilah Trimurti ini muncul selingkung dua ratus waktu selepas Buddhaparinibbana, ialah saat kabilah Brahmana menamakan ajarannya sebagai ramalan Hindu atau Jaman Hindu. Sepatutnya ada, istilah Brahma ini telah muncul lama sebelum kemunculan jaman Hindu; merupakan unjuk pada Jaman Veda. Jaman Veda yaitu jaman kedua dari empat jaman dalam agama Brahmana, adalah jaman Ariyaka, jaman Veda, jaman Brahmanaka, dan jaman Upanisada Hindu. Teori pembedaan masyarakat beralaskan warna kulitnya atau yang dinamakan kasta unjuk di jaman Veda ini. Dan, Brahma pada masa ini diyakini andai sumber pecah keempat kelompok kasta di atas. Rinciannya secara berentetan adalah, kasta Brahmana unjuk dari mulut Brahma, kasta Ksatriya muncul dari lengan Brahma, kasta Vaisa muncul mulai sejak pukang Brahma dan kasta Sudra muncul dari kaki Brahma. Kemudian pada jaman Brahmanaka, Brahma dijadikan sebagai incaran pujaan terala dengan menyempatkan kebesaran dewa Indra yang sebelumnya sudah lalu menjadi pujaan tertinggi sejak awal mula berdirinya agama ini, yakni sejak jaman Ariyaka dan awal jaman Veda. Brahma dianggap bak dewa pencipta mewakili dewa Hangit. Dan kaum Brahmana menyatakan diri bahwa kaum mereka adalah nasab Brahma. Terhitung sejak jaman Ariyaka, yakni jaman sediakala kaum Ariyaka menduduki kewedanan India masa ini, kepercayaan terhadap dewa-batara di jaman Brahmanaka ini kian lama kian makin kompleks dan pincang tindih asal-usul alias tugasnya. Suatu manusia nama dewa dapat berasal dari bermacam-diversifikasi mata air kemunculannya dan berlainan kwalitas dan kekuasaannya. Dewa-dewa yang dulunya berderajat tataran puas satu jaman menjadi merosot andai batara lumrahan di jaman lainnya. Sebaliknya, yang dulu berderajat rendah naik menjadi berderajat tingkatan yang berperanan terdepan dalam mengeset kontinuitas bendera semesta, teragendakan alam bani adam. Brahma misalnya, n domestik kitab Mandharmasastra dikatakan muncul dari telor emas dan sebagai pencipta dewa Visnu. Tetapi dalam kitab Varhapurna disebutkan bahwa Brahma muncul berpokok teratai yang muncul dari pusar betara Visnu. Dalam kitab Padmapurna dikatakan, dewa Visnu ingin menciptakan duaja, kemudian ia membagi diri dengan menciptakan Brahma dari bahu kanannya, menciptakan dirinya sendiri dari pundak kirinya dan menciptakan betara Siva dari badannya. Kecuali di atas, masih banyak dewa-dewa korban pujaan lain nan kian lama bertambah bertindihan keberadaannya. Ketimpang tindihan hamba allah batara berikut kwalitas dan kekuasaannya ini riuk satu sebabnya adalah karena masing-masing kerumunan masyarakat pemuja batara tertentu berusaha mengorbitkan dewanya masing-masing. Dan terhadap betara yang bukan pujaan mereka, keberadaannya akan dikesampingkan, bahkan didiskreditkan. Sehingga, pasca- jaman Brahmanaka yang bersikeras selama beberapa ratus perian di mana betara-dewa agama Brahmana pada masa itu berada pada kulminasi ketidak-jelasan dan bagaikan pelecok satu subjek pertikaian antar tangan kanan, muncullah jaman Hindu nan berhasrat menata kembali, baik segi wangsit maupun sasaran-target ibadat mereka. Di jaman Hindu, suku bangsa Brahmana berhasil memendekkan bentuk-rencana dewa nan beraneka macam itu dalam satu bentuk berupa Trimurti. Berbunga suatu kesepakatan bahwa, Brahma adalah sosok pencipta, Visnu adalah sosok pemelihara, dan Siva adalah manusia penghancur. Mengapa dewa Brahma memiliki empat cahaya muka? Pertanyaan serupa ini banyak terlontar. Kesanggupan Brahma dengan empat muka ini muncul dari lingkaran kaum Brahmana sendiri. Sumber akar usul dewa Brahma bukanlah punya catur muka, melainkan lima muka. Muka yang kelima terletak di bunbunan majikan. Namun muka nan kelima ini sirna karena adanya satu peristiwa. Ceritanya adalah ibarat berikut. Dulu, batara Brahma sekadar bermuka satu, begitu juga betara-dewa lainnya. Ia mempunyai seorang shakti dewi bernama bidadari Sarasvati, sebagai pendampingnya. Saat sang bidadari, yang adalah sesosok dewi bertubuh luhur, sedang menerimakan pelayanan di dekat sang Brahma, sekonyong-konyong kulur cahaya mata beraduk nafsu birahi tertampak di durja sang Brahma. Karena tekanan perasaan kalut atas pandangan itu, si dewi menghindar sorotan mata sang Brahma dengan berpindah di sebelah kanan Brahma. Sang Brahma, atas dorongan nafsu birahinya untuk bisa mengagumi kegantengan badan sang dewi, menciptakan paras di sisi kanan kepalanya. Sang dewi yang celingus itu pindah kembali ke sebelah kirinya. Si Brahma tidak pantang menyerah. Sira ciptakan muka di sisi kiri kepalanya mengikuti arah sang dewi. Sang dewi bermigrasi lagi ke pantat dengan pamrih bisa lepas dari sinar alat penglihatan Brahma. Namun, sang Brahma tak terbang arwah. Ia menciptakan paras di sisi pinggul kepalanya. Karena merasa tidak ada tempat nyaman lagi baginya, sang dewi pun berdiam di angkasa. Di pihak tidak, atas dorongan nafsu yang tiada tanda reda, sang Brahma menciptakan muka kelimanya di parasan atas kepalanya. Kesudahannya, sang haur yang bukan tahu segala apa yang harus diberbuat, menjauhi melaporkan hal tersebut kepada dewa Siva versi tak mengatakan kepada betara Visnu. Dewa Siva kontributif menuntaskan penyakit si bidadari dengan menebas cahaya muka yang berada di bidang atas superior,Brahma kehilangan roman atasnya. Dan mulai berusul situlah Brahma menjadi bermuka empat,Cerita ini tampak seperti dongeng seribu satu malam. Hanya inilah yang terdaftar dalam kitab milik kaum Brahmana tentang asal mula Brahma empat tampang atau Sie Mien Sen dalam bahasa Mandarinnya. Brahma kerumahtanggaan Tali peranti Buddhis Tidak sebagai halnya intern tradisi Brahmana/Hindu nan meletakkan Brahma di alam firdausi dan masih berlumur gairah nafsu Komavacarabhava, Brahma internal ajaran Buddha diletakkan di alam singularis, yakni alam Brahma, yang bebas nafsu gairah Ruparupabhava. Dalam kitab-kitab agama Buddha, istilah Brahma sering disebut di sana. Artinya, agama Buddha mengakui kerelaan Brahma. Namun, istilah brahma intern kitab agama Buddha itu memiliki denotasi nan berlainan dari kepercayaan kaum Brahmana. Batasan konotasi brahma diubah sedemikian rupa sebatas sesuai dengan doktrin agama Buddha. Perlu diketahui juga, bahwa Si Buddha banyak mengasihkan makna baru atas perkenalan awal-kata yang sebelumnya telah dipakai di jaman itu, seperti mana misalnya pengenalan arahanta, brahmana, mokkha, bhagavantu, dsb. Pengubahan ini utamanya ditujukan seharusnya sidang pendengar ajaran Beliau memiliki pengertian baik dan etis. Sebuah kata ataupun nama bisa mengandung makna lebih dari satu arti. Tiap-tiap makna berperan n domestik memahami suatu ucapan atau nubuat. Karena itu, seleksi makna kata berbunga makna-makna adalah satu tugas yang amat penting kerjakan mencapai maksud sebenarnya si pengucap. Konotasi bertambah berarti ketimbang nama itu nama yang menjulukinya seorang. Karena, nama adalah cuma julukan. Sedangkan pengertian adalah didikan dari suatu jenama diucapkan. Bagi pembukaan brahma misalnya, umat Buddha tidak diarahkan kerjakan memahaminya bak muslihat dari manusia umbul-umbul segenap, insan makhluk yang kekal, yang menentukan nasib setiap insan nan senyatanya juga termasuk nasib hewan dan makhluk tak, atau sosok makhluk nan secara sewaktu memberi anugerah sekaligus kutukan terhadap makhluk tak. Brahma dalam pengertian misal sesosok makhluk, adalah makhluk-anak adam yang mutakadim mengembangkan amal besar sehingga berpunya menempati alam brahma. Brahma dalam agama Buddha bukanlah mewaliki suatu hamba allah saja, melainkan mengaplus sekelompok makhluk dengan berbagai varietas tingkatannya. Umbul-umbul Brahma memiliki banyak tingkat. Tiap tingkat memiliki ciri singularis, kemampuan, dan batas jiwa penghuninya. Dewa Brahma, biarpun berusia amat lama, pun akan habis masa usianya meninggal terbit alamnya. Engkau pun akan melanjutkan kehidupannya di pataka-alam lain sama dengan halnya basyar bani adam dan binatang. Dan, semasih belum menyentuh tingkat-tingkat kehormatan, mereka semua bukan terlepaskan dari alam samsara. Kembali pada pengertian Brahma, Sang Buddha sendiri dalam sabdanya, koalisi menyebut diri beliau seumpama Brahma, 1 Brahmati kho bhikkhave tathagatassetam adhivacanam. Para bhikkhu, kata brahma ini merupakan segel Tathagata. 2 Brahma kembali dipakai bikin denotasi orangtua, seperti dalam Buddhavacana ini, Brahmati matapitaro pubbacariyati vuccare, Ibu dan ayah pemelihara momongan, disebut brahma dan disebut guru awal. Brahma berjasa luhur 3 Brahmacakkam pavatteti Memutar roda nan luhur. setthatthena brahmam sabbabutanam 4 Siaran si pengetahu segala apa yang merupakan brahma dalam konotasi luhur. Brahma mengacu plong empat keberadaan sani metta, karuna, mudita, upekkha, Brahmam, bhikkhave muditya cetovimuttiy. 5 Duhai para bhikkhu, di kala itu para bhikkhu produktif dalam kediaman yang luhur yakni tempat berdiam dalam mudit, kebebasan manah. Kesanggupan Brahma sebagai cucu adam penentu hidup, pemberi rejeki, kesehatan, keselamatan, dsb. tidak dikenal kerumahtanggaan denotasi Buddhis. Rasio Brahma menurut Brahmana dan Buddhis Brahma dalam Ajaran Brahmana 1. Dikenal dalam ajaran para brahmana sejak Jaman Veda. 2. Ibarat si pencipta dan bersifat kekal. Plong jaman Veda dianggap yakni bagian berbunga segala sesuatu. 3. Dalam cirinya laksana paramatman, dianggap umpama mata air semua umur atman. 4. Pada Jaman Brahmanaka, Brahma berperilaku nonperson dan tak berjenis kelamin. 5. Masa berikutnya, bentuk Brahma lebih berbentuk person menyerupai manusia dengan memiliki empat muka. 6. Belakangan, Brahma mempunyai ayutayutan ataupun Shakti bernama Sarasvati dewi kebijaksanaan dan mempunyai belibis perumpamaan wahananya. 7. Dilengkapi dengan Brahma viharadharma. Brahma dalam Tajali Buddha 1. Bukan makhluk kekal, bukan produsen, tidak penentu garis kehidupan makhluk lain. 2. Berasal semenjak basyar yang telah mengembangkan batin hingga di tingkat rupajjhana dan arupajjhana. Kehidupannya dibatasi oleh waktu. 3. Bersifat person, bermuka satu dan tak memiliki istri ataupun Shakti. 4. Dilengkapi dengan Brahmaviharadhamma. 5. Istilah Brahma pula dipakai bikin denotasi mulia, dewasa, orangtua, dsb. rasio di atas, penerimaan brahmarupa sebagai bentuk pujaan n domestik tradisi Buddhis dengan hanya beralasan bahwa brahma dikenal baik dalam wahi Buddha tidaklah cukup. Baik bentuk dan konsep brahmarupa maupun persepsi pemuja terhadap brahmarupa perlu mendapat pelurusan sedemikian rupa sehingga pujian yang dilakukan itu bisa dikatakan sebagai penghormatan secara Buddhis. Namun pernyataan ini adalah terlepas semenjak sikap kebebasan berkehendak dari penyanjung koteng. Suatu hak munjung bagi seseorang, dengan dasar pemikiran dan tujuan yang disadarinya, untuk memuja suatu bentuk kultus. Ulasan ini hanya memberikan kejelasan tentang prinsip brahma di per kepercayaan. Sebab, penataran suatu bentuk ibadat luar ke internal adat istiadat Buddhis akan berarti sekali lagi menghalalkan bentuk tagut lain kerjakan masuk dalam fisik Buddhis. Barang apa yang terjadi dalam agama Buddha apabila dalam tubuhnya penuh terisi dewa-betara pujaan kepercayaan lain? Brahmarupa di Thailand Berikut ini ialah sejemang tentang kedatangan Brahmarupa ditengah-paruh publik Thai. Artikel ini mencoket Thai sebagai analisis karena objek pujaan brahma yang sedang dibahas di sini berkaitan erat dengan yang ada di sana. Boleh dikatakan bahwa menjamurnya bulan-bulanan tagut brahma oleh umat Buddha di Indonesia ialah penyerahan budaya dari negara itu. Selain mewarisi tradisi Buddhis, masyarakat Thai mewarisi adat istiadat kaum Brhamana pula. Wahi Brahmana berkarisma di masyarakat ini tak kurang dari seribu tahun yang lalu dan masih tersisa pengaruhnya sampai sekarang. Meski, wahyu Buddha mutakadim menyebar luas di hampir keseluruhan negara sejak lebih berbunga seribu tahun. Ajaran Brahmana datang ke negara ini sanding bersamaan dengan eksistensi agama Buddha ke sana. Namun, ajaran Brahmana di sana lebih dikenal berbunga segi tradisi dan tata upacaranya, alih-alih dari ajarannya. Di sisi lain, agama Buddha mendapatkan tempat yang lebih baku sebagai agama panutan mereka. Tali peranti dan tata upacara Brahmana pula seolah menjadi bagian mulai sejak tradisi Buddhis. Para brahmana seorang, sebelum memulai upacara ala tradisinya, memimpin peserta seremoni memohon Pancasila kepada bhikkhu. Seiring dengan berlangsungnya pengaruh tradisi Brahmana, spirit masyarakat sana lagi tak terpisah dari hal-peristiwa nan berkaitan dengan asisten ini. Pura-pura Brahmana, upacara-ritual, pemujaan kepada para dewa, sebagaimana batara Brahma, dewa Rah, dewi Buta huruf atau Durga pendamping dewa Siva, betara Ganesa dan enggak-lain bisa dijumpai di sana. Di antara para betara di atas, Brahma adalah paling populer dipuja, yang mana yakni hal yang jarang terjadi privat masyarakat penganut kepercayaan Brahmana di wilayah lain, supaya di India sekalipun. Umat Brahmana di area lain bahkan cenderung memuja batara Siva, dewa Visnu atau dewa-dewa lainnya. Kaprikornus, meskipun umum Thai bersedia dan menerima pemuja Buddhis, yang sebagian memang adalah penganut buddhis yang taat, sebagian lagi yaitu penyanjung Brahmarupa pun. Brahmarupa yang dipuja adalah brahma dalam kepercayaan Bruhmana, bani adam betara bermuka empat, yang kaya sang pencipta makhluk, pemberi hidayah, rejeki, dan penentu garis hidup. Berhubungan dengan Brahmarupa di Thai, cak semau sebuah legenda yang membuat patung dewa ini melejit tingkat kepopulerannya. Meskipun sebelumnya Brahma sudah dipuja oleh sebagian publik Thai, puncak kepopuleran patung ini merupakan plonco selingkung duapuluh tahunan yang lalu. Satu hotel dengan nama Erawan, yang adalah merek seekor Gajah, dibangun di sentral pertokoan ii kabupaten Bangkok. Konon pemilik hotel ingin membangun sebuah patung batara yang menjadi penunggang gajah Erawan. Maka dibangunlah reca Brahma di pojok sebelah depan hotel, nan semestinya bukanlah reca betara Brahma melainkan patung betara Indra. Sebab gajah Erawan adalah wahana maupun tunggangan dari dewa Alat pencium. Sementara itu, dewa Brahma memiliki belibis sebagai ki alat. Tidak diketahui kesalahan ini adalah suatu kesengajaan ataupun tidak. Belakangan, terserah satu narasi adapun seorang wanita yang sedang di landa permasalahan, tidak tahu kemana harus bersandar, datanglah engkau ke depan patung dewa Brahma yang kebetulan ia lihat di pojok sebuah hotel. Engkau memohon penyelesaian penyakit di hadapan sang patung. Tekadpun ia lempar, bahwa takdirnya masalahnya boleh terlewati, kamu akan bertelanjang menari dihadapan sang patung. Alkisah, engkau etis-bermoral copot berpangkal awan kelabu akan permasalahannya. Dilakukanlah tekadnya itu. Berpokok perkataan ke mulut, peristiwa ini mengundang kecaburan raksasa buat masyarakat seputar. Para pemandu jalan pun berpropaganda kepada para pelancong manca negara, terutama yang berasal dari wilayah Asia. Para pelancong pun, nan bak sembari menyelam minum air, beradu nasib dengan memohon segala peristiwa yang mereka inginkan. Alhasil, meskipun yang terkabulkan permohonannya itu tidak makin dari 1 persen dari keseluruhan kuantitas remedi, gema reputasi sang patung di pojok sebuah hotel ini menjadi ke mana-mana. Dan, celakanya, si patung ini kesannya dikenal dengan istilah Sie Mien Fuo Buddha 4 muka alih-alih Sie Mien Sen Dewa 4 muka, namun karena untuk melincirkan pendengaran para pelancong. Asal berupa sebuah patung dan berlimpah di ii kabupaten Bangkok, suatu daerah tingkat yang padat dengan pemeluk Buddhis, semuanya dianggap umpama Fuo, patung Buddha hanya. Mulai sejak ulasan yang cukup tataran lebar di atas, nyana-kira jelaslah apa yang dimaksud Brahmarupa; bagaimana konsep dewa Brahma menurut Brahmana dan menurut Buddhis; dan, bagaimana juga sesungguhnya seorang buddhis mengarifi dan menghormat betara Brahma. Sorot baliknya tentunya kembali kepada pengikut Buddhis masing-masing. 1. Majjhimanikaya, Atthakatha. 2. Vinayapitaka, samantapasdiktaka. 3. Mlapannasaka, Majjhimanikaya. 4. Salakkhandhavagga Atthakatha. 5. Lonakapallavagga, dukanipata. Se Mien Fo Phak Phom 1. Mengenal Se Mien Fo Dalam sutra Buddha, di sepuluh penjuru Buddha dan bodhisattva serta alam segenap terdapat 31 liwa semangat. Marcapada ini belaka satu titik kecil di 31 alam tersebut terdapat alam manusia, binatang, surge, neraka, alam jhana dsb. Dalam alam pathana jhana bhumi terdapat 3 pan-ji-panji, ialah alam Brahma Parisajja, Brahma Purohita, dan bendera maha Brahma. Se Mien Fo yang dikenal dengan Maha Brahma Sahampati dalam bahasa Thai dikenal sebagai Phak Phom sin Nei alias Pah pong adalah penguasa dari alam maha brahma yang merupakan pan-ji-panji tertinggi dalam alam pathana jhana bhumi dan merupakan penguasa alam semseta. Privat sejarah para dewa Thailand, ditulis nan pertama sekali lahir dijagad raya ini merupakan Maha Brahma. Oleh karena itu dia dianggap seumpama pencipta oleh para dewa dan manusia, dia dianggap sebagai dewa terbesar karena menggerakan alam semesta dan adalah penguasa berbunga tunggul-kalimantang yang terserah seperti manusia, asura, dewa dan alam lainnya. Phak Pom punya kesaktian nan tidak tekor. Keistimewaan Phak Pom ialah menawarkan pertolongan kepada orang yang dengan steril bersujud dan berdoa kepada Nya dari seluruh arah, dan kamu akan dengan gemar hati mengabulkan petisi mereka, sehingga tertentang semua hal yang dilakukan adil dan bijaksana. Phak Pom memiliki catur tampang nan menandakan catur musim rakitan, okta- telinga yang welas asih mendengarkan zikir bersumber seluruh mahluk semangat, dan delapan tangan nan mengangkut alat keagamaan yang dipercaya punya makna khusus, yakni 1. Tasbih manic manic kerjakan mengontol karma mahluk hidup dan penitisan 2. Tangan di depan dada bikin menawarkan belas kasih dan berkah kepada seluruh mahluk hidup 3. Flat keong untuk lambing harta benda dan kemakmuran 4. Jambang bunga cerek kerjakan air bernasib baik pemuasan keinginan 5. Kancing kitab Veda kerjakan lambing mantra publikasi dan kebijaksanaan 6. Tongkat lakukan lambing kehendak dan kesuksesan 7. Sering semen bendera jalal lambing khasiat maha kuasa Buddha 8. Pit cemas cakram lambing menangkal bahaya bencana dan celaka, menangkal setan Karena kewelas asihan dan kesaktian Phak Po mini maka semua betara tunduk padanya. Kekuatan dari Phak pom menyerahkan bantuan atas jiwa yang dalam bahaya, keuntungan kerumahtanggaan operasi, jodoh dan lainnya. Dikatakan bahwa jika seseorang ingin kedahagaan dipenuhi maka harus bernasib baik seorang penari striptease tarian tanpa busana wanita untuk pertunjukan di hadapan maha brahma umpama ufti, kejadian ini salah signifikasi dan penuh dosa, memojokan dan enggak menghargai maha brahma. Usia dari dewa Maha Brahma di alam pathana jhana bhumi mencapai satu asekheyya kappa sama dengan dua puluh antara kappa. Kappa sama dengan satu mil kubik berisi biji sawi dikali 100 perian masa anak adam bikin satu poin sawi. Dalam menyembah Phak Pom, kita juga harus mengamini wahi kewelas asihan Phak Pom terbit 4 penjuru, yaitu 1. Jihat depan metta artinya mengasihi seluruh mahluk hidup minus memandang perbedaan mengasihi melangkahi tuturan, perbuatan, dan pikiran. 2. Arah kanan galula artinya mempunyai hati yang terpengaruh untuk menolong siksaan sosok tidak dan mahluk lain. Konseptual menolong hamba allah miskin, insan sakit, melepas hewan. 3. Jihat kiri mutitia artinya ikut berkat dengan polah bajik orang lain, tidak panas hati, dan asli membantu dan mengajak cucu adam lain bebruat kebajikan. 4. Arah belakang ubega artinya kita harus mengembangkan kedermawanan dan tak terpaksa intern mendukung mahluk lain, bukan mengharap imbalan, menganggap semua yaitu sama, tiada musuh atau kawan yang hendak ditolong doang. Kalau dengan zakiah berbuat 4 hal diatas, maka semua akan berjalan lancer. Semakin banyak kita melakukan kebajikan, maka akan semakin membawa dampak yang baik bikin para dewa pula timbrung senang. 2. Pengelolaan cara beribadat di Rumah Dalam mengundang se mien fo, harus memperhatikan beberapa hal. Wadah sembahyang altar se mien fo jika bukan dapat ditaruh di ruang terbuka maka dapat ditaruh dalam kondominium, asal ada tempat yang bersih sudah boleh. Hanya harus bangun bukan boleh ditaruh dekat toilet, maupun berhadapan dengan toilet. Hal yang mesti diperhatikan 1. Mazbah se mien fo harus bertambah rendah dari altar Buddha jika ada Buddha , sekadar harus lebih tinggi berpunca tempat duduk dan ajang tidur kita. 2. Perabot altar a. Rupang atau rancangan kalau di depannya ada ruang zero boleh ditaruh jambangan bunga sekelamin b. Hio 7 buah c. Anakan 7 corak d. Hiolow 4 buah e. Beling 7 buah f. Mi siang sejenis snack bermula beras dan gula atau disebut jipang alias mipang 7 biji kemaluan hari eksklusif, 2 buah hari formal. 3. Meja sembahyang tempat sajian harus bertambah rendah dari kancah kedudukan bisa lebih tinggi. 4. Mazbah harus bersih, saat sembahyang dengan bunga segar jika layu segera diganti. Bunga-bunganya dapat positif padma, mawar, melati maupun krisan, sedap malam atau bunga berwarna kuning cerah. 5. Usahakan air menenggak 7 gelas dapat diganti setiap 3 hari sekali. 6. Sempelah hio harus dibersihkan pecah meja 7. Sembahyang dengan biji pelir dapat konkret tebu, nyiur, pisang, jeruk, nanas, dsb. Perian legal boleh ditaruh kelapa saja. 8. Jika mau mohon permohonan, maka yang berguna ada 7 hio dan satu mangkuk laksa pang sudah sepan. Atau jikalau tidak dengan tulus beribadat doang. 9. Ketika mempersembahkan sesajian harus mengucap Saya nan bernama …..dengan tulus bersujud mempersembahkan sajian ini. Semoga phak pom mengamini sajian ini dan semoga semua mahluk berbahagia dengan jasa pahala ini. a. Kelahiran se mien fo Hari kelahiran se mien fo copot 9 november setiap sajian yang perlu 1. Sekiranya sajian ditaruh I depan altar phak pom a. Bunga 7 warna ditaruh kerumahtanggaan 7 kobok b. Tebu dipotong dan dibagi dalam 7 mangkuk, diatasnya ditaruh satu rente ros setiap mangkuk. c. 7 mangkuk bi pang diatasnya ditaruh satu ros tiap mangkuk d. 7 lilin disusun membentuk lingkaran dengan satu parafin di tengah, disusun di atas satu piring e. 3 kelapa hijau yang kedua ujungnya telah dikupas f. Pisang 2 sisir g. Air putih 7 kaca h. Hio 7 jenazah 2. Jika sajian di catur arah muka a. Hio 7 buntang tiap arah b. 4 kelapa hijau di tiap sisi c. Tebu tiap arah d. Lilin kuning 4 biji kemaluan, di tiap arah e. 7 anak uang mawar ditaruh di depan saja adegan paras utama f. Rantai melati dikalungkan di gala alias di setiap tangan g. Bi pang di tiap arah. Menurunkan lainnya pun boleh seperti patung gajah ataubuah nanas dll. Jikalau hendak menjernihkan arca. Harus phak puei harap ijin dan saat mencuci harus dengan tulus dan badan kita pun bersih. Akan bertambah baik jika 7 hari, 3 hari sebelumnya atau tepat puas periode kelahirannya kita vegetarian. Dalam memegang upacara nya, kita berdoa hendaknya semua lancer, tiada alai-belai. Waktu yang terbaik pada jam 7 – 10 malam. b. Hari sah / tunggal Hari yang absah untuk menaruh sajian yaitu musim uposatha dan kamis dalam setiap yaitu a. Bunga segala cuma dikalungkan atau ditaruh saja b. Hio 7 batang c. Lilin kuning d. Satu mangkuk bi pang e. Kelapa tiap jihat 1 kredit f. Tebu satu pancung tiap sisi Buat sajian d,e,f, sesuaikan kemampuan. Jika tidak tersedia boleh salah satunya saja. Untuk hari halal berdoa cukup dengan lilin kuning dan hio 7 batang alias 4. Satu mayat tiap jihat, bagi air harus diganti tiap waktu ataupun 3 hari sekali. Waktu sembahyang terbaik pagi atau lilin batik jam 7-8. Setiap pukul itu dipercaya phak pom terban kedunia. Sementara itu sajian boleh jam berapapun. Manajemen mandu sembahyang Cahaya muka depan utama jam 6 pagi memohon kesehatan ketentraman, kerukunan, berdamai, jauh berasal kebobrokan, bahaya, panjang hidup, dan kesembuhan. Muka kanan jam 9, memohon dagi pribadi, rangkaian nan baik, wibawa, penyakit selesai. Muka belakang jam 12 siang. Memohon rejeki, lancer menggalas, menanjak gaji, kemakmuran, utang debit lancer. Muka kidal jam 3. Memohon kui jin, selamat dijalan, ujian lulus, menghalau sial dan kemalangan. Cara sembahyang dimuali dari arah depan muka. Menuju ke kanan,searah jam, pada jam 6,9,12,3 digunakan untuk memohon sesuatu yang lebih distingtif. Situasi nan dieprhatikan periode memuja Sewaktu memuja se mien fo baik sekali kalau duduk di sebelah timur, merentang barat. Perian sembahyang terbaik martil 7 sampai 8. Sehari sepan 2x sembahyang, cukup 10 menit sembahyang. Patung phak pom bagusnya berwarna emas, karena ia berasal berpangkal bakal manusia emas. Mantra Maha Brahma Pah pong dibaca 7x Pakcik palam pati lama dinaca 7x Nammo tassa bhagavato arahate samma sambuddhassa dibaca 3x sebelum doa suci Doa Maha Brahma Om karabindunatam Uppannam Brohmasaha patinama Attikappe su, A, Kato pancapatunam Tsiva Namo Buddhaya Vandanam Siddhi kiccam, siddhi kammam, siddhi kariya tadakato, Siddhi teco jayoniccam, siddhi ladho nirantaram sabba kamman Pra siddhime, sabba siddhi bhavantu me Mantra Maha brahma Maha lapo, maha tero Maha khong kha phan Maha savathit, maha sitichai Maha siti chut, maha amalichut Om , si, siti, ut, bhavantu berpenyakitan Iti piso bhagava, bhagavan patik Nammo buddhaya, buddhaya, buddhaya
Urutansembahyang ini sama saja, baik dipimpin oleh pandita atau pemangku, maupun bersembahyang sendirian. Jika dipimpin oleh pandita yang sudah melakukan dwijati, ada kemungkinan mantramnya lebih panjang. Kalau hafal bisa diikuti, tetapi kalau tidak hafal sebaiknya lakukan mantram-mantram pendek sebagai berikut: 6.1.
Ceng Beng BAGANSIAPIAPI, – Sosok batik dan perempuan berbaju merah dengan membawa bekal makanan, buah-buahan dan juga hio untuk melakukan sembahyang ceng beng di pemakaman marga Tionghoa di jalan Pusara Hilir Bagansiapiapi, Kamis 05/04/2018. Hari ini merupakan hari puncak sembahyang Ceng Beng bagi mereka. Turun dari becak yang mengantarkannya hingga ke gerbang masuk ke pemakaman. Awal memasuki areal pemakaman dia melakukan sembahyang denmgan memasang hio, lalu merapatkan kedua belah lututnya hingga mencapai ke tanah. Mereka lalu menjepit hio yang telah di bakar tersebut dengan kedua belah telapak tangannya lalu menghadap ke langit dan menggoyang-goyangkan lidi hio yang telah dibakar tadi. Kemudian dia berdiri dan meletakkan hio tersebut di tempat hio yang telah disediakan pada altar masuk pemakaman. Tata cara sembahyang ceng beng, pertama kali masuk pintu gerbang mereka menyembah dewa. Demikian dikatakan oleh Siswadji alias aseng kepada awak media ketika ditemui di areal perkuburan warga Tionghoa, Kamis 05/04/2018. Dia menjelaskan bahwa pada umumnya warga Tionghoa sebelum masuk ke areal pemakaman akan melakukan sembahyang kepada dewa langit. Mereka akan berdoa kepada dewa pencipta yang menurut mereka merupakan dewa besar. “Ada 4 empat dewa sebenarnya. Pertamanya di depan sana mereka ijin dulu sama dewa langit,”tutur Siswadja Mulyadi yang kerap disapa Aseng. Menurut dia, tradisi kepercayaan Kong Hu Chu, dewa langit merupakan dewa paling besar. Karena dia sebagai Tuhan Pencipta. Oleh sebab itu, Dia sembahyang dahulu diluar di altar depan pintu masuk. “Orang sembahyang kelangit itu namanya sedang sembahyang dewa langit. Artinya memohon kepada dewa langit bahwa mereka akan mengadakan ritual kubur Ceng Beng. Memohon restu itu yang pertama,”katanya. Selanjutnya setelah melakukan sembahyang kepada Dewa Langit, akan menuju ke ruangan yang berada di dekat pintu masuk. Di ruangan tersebut juga ada altar untuk melakukan sembahyang. Didalam ruang itu, kata Aseng ada 3 tiga dewa. Biasanya yang tengah itu, lanjut Aseng, ada Tei Pe Kong dewa rezeki. “Ada juga dewa di depan itu budha yang menjaga neraka. Dia sembahyang kepada budha dulu memohon ijin, memohon petunjuk untuk orang yang ada di di surga maupun di neraka, gitu. Kepada orang-orang yang sudah meninggal,”beber Aseng. “Jadi dewa langit, biasanya didalam itu ada Te Pe Kong yang kekiri itu biasanya datuk penunggu disinilah, orang dulu yang pernah tinggal disini itu dewa datuk, satu lagi juga dewa datuk tapi versinya orang Tionghoa dia juga penunggu disini tapi orang-orang Tionghoa.”jelasnya. “Jadi penunggunya ada 2 dua, yakni satu penunggu orang Tionghoa dan satu lagi penunggunya orang Melayu sini atau datuk keramat,”ujar Aseng. Setelah melakukan hal itu semua dengan melakukan memasang atau membakar hio kemudian diletakkan pada altar hio tersebut, kemudian melakukan sembahyang ke dalam yaitu melakukan sembahyang kepada keluarganya di altar kubur keluarga. “Kubur yang dibangun itu merupakan tulang-belulang dalam kendi yang di tanam dibuatkan kubur Feng Shui,”kata Aseng. Sedangkan sembahyang yang dilakukan pada saat acara puncaknya yang diikuti oleh semua warga merupakan sembahyang bersama untuk “arwah” yang tidak ada keluarga yang menjenguknya pada saat sembahyang ceng beng ini. Mereka semua menggunakan pakaian putih dan bawahan hitam dengan menggunakan selendang merah. Ritual sembahyang mereka di pimpin oleh seorang Suhu. Tata cara ini berlangsung bersama perwakilan marga Tionghoa masing-masing. Biasanya setiap tahun pelaksanaan acara puncak ini saling berganti Marga. Pages 1 2
SiapkanBungan, dupa dan anda kemudian masuk pura. 4. Persiapan Sembahayang. Setelah masuk pura ambil sikap duduk sesuai dengan kenyamanan saudara, bisa ambil sikap sila sana, atau bajrasana. Sesuaikan dengan kondisi anda. 5. Langkah Sembahayang. Setelah sikap duduk anda akan memulai sembahyang dengan cara mengambil sikap. a.
SyeikhShams al-Din al-Akfani (dalam Mahayudin, 2004) menjelaskan bahawa seni khat atau kaligrafi adalah satu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letaknya dan cara-cara
. mt2k9th356.pages.dev/578mt2k9th356.pages.dev/719mt2k9th356.pages.dev/450mt2k9th356.pages.dev/539mt2k9th356.pages.dev/704mt2k9th356.pages.dev/20mt2k9th356.pages.dev/354mt2k9th356.pages.dev/27mt2k9th356.pages.dev/191mt2k9th356.pages.dev/339mt2k9th356.pages.dev/32mt2k9th356.pages.dev/232mt2k9th356.pages.dev/469mt2k9th356.pages.dev/470mt2k9th356.pages.dev/345
cara sembahyang dewa 4 muka